tag:blogger.com,1999:blog-3285174932377695002024-03-14T11:09:48.092+07:00Bacalah..ketika makanan dan literasi bergabung (^_^)Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.comBlogger42125tag:blogger.com,1999:blog-328517493237769500.post-2206141891131830332019-07-03T09:06:00.001+07:002019-07-03T09:06:11.671+07:00Saya dan Kopi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-qlTjfzBjuwU/XRvPqpYbg1I/AAAAAAAACUU/tjQ6IkEk6Aw3-7GN0DNxpU8HgktcrKV-gCLcBGAs/s1600/tmp-cam--235454293.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="640" data-original-width="625" height="320" src="https://1.bp.blogspot.com/-qlTjfzBjuwU/XRvPqpYbg1I/AAAAAAAACUU/tjQ6IkEk6Aw3-7GN0DNxpU8HgktcrKV-gCLcBGAs/s320/tmp-cam--235454293.jpg" width="312" /></a></div>
<br />
Setelah sekian lama menulis tentang makanan dan perjalanan di blog ini, hari ini saya tergerak untuk mengganti suasana dengan mengubah tampilan blog. Rupanya, tampilan blog yang disediakan oleh Blogger.com semakin banyak yang bagus, ya.<br />
<div style="text-align: center;">
</div>
<span class="fullpost">
</span>
<br />
<div>
Tulisan saya kali ini sedikit menyinggung tentang kopi. Saya sendiri bukan seorang ahli kopi, pencandu kopi, ataupun sangat lekat dengan kopi. Belum tentu saya minum kopi setiap hari. Saya hanya sesekali minum kopi ketika perlu menenangkan pikiran dan berusaha menghargai setiap sesapannya.<br />
Ternyata, meski saya bukan maniak kopi, orang-orang di sekitar saya menangkap sinyal rasa suka saya terhadap kopi. Alhasil, beberapa di antaranya suka membawakan kopi khas suatu daerah sebagai oleh-oleh untuk saya, termasuk dua kopi yang terlihat pada gambar di atas. Satu bungkus dibawakan oleh sahabat saya yang pulang dari tanah rantau ketika lebaran, satu bungkus lagi merupakan oleh-oleh dari asisten saya yang orang asli Lampung. Jazaakunnallaahu khairan.</div>
<div>
<br /></div>
Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-328517493237769500.post-37493788881837055882019-01-09T19:33:00.000+07:002019-01-09T21:51:23.444+07:00S-C: Aneka Roll Bread yang Endesssss ...<div style="text-align: center;">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-2_8Ldcnrmvs/XDXoy1Vn0SI/AAAAAAAACRQ/4OxlfyaYhL8Cs0EKpQ3TKvJMPGbrv8uAACLcBGAs/s1600/sc4.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" data-original-height="540" data-original-width="960" height="180" src="https://1.bp.blogspot.com/-2_8Ldcnrmvs/XDXoy1Vn0SI/AAAAAAAACRQ/4OxlfyaYhL8Cs0EKpQ3TKvJMPGbrv8uAACLcBGAs/s320/sc4.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">S-C <i>Roll Breads</i></td></tr>
</tbody></table>
<br />
Sejak video-video masak semacam Tasty dan BuzzFeed populer di internet, mata saya jadi familiar dengan berbagai jenis masakan, kue, roti, camilan, sampai hidangan pencuci mulut. Cinnamon Roll merupakan salah satu kudapan yang pembuatannya menarik minat saya. Saya tertarik dengan teknik serta perpaduan bahan yang digunakan untuk membuat Cinnamon Roll.<br />
<br />
Sebagai seseorang yang malas keluar rumah tetapi pengen ngerasain macam-macam, sulit rasanya bagi saya untuk mencicipi Cinnamon Roll yang mungkin dijual di kafe atau resto. Akhirnya, solusi yang bisa saya ambil yaitu mencoba membuatnya sendiri. Ternyata, dengan percobaan yang asal-asalan, saya kepincut dengan perpaduan rasa kayu manis dengan rasa manis serta gurih dari gula dan mentega. Alhasil, saya jadi semakin ingin merasakan Cinnamon Roll yang dijual di pasaran.<br />
<br />
<span class="fullpost"><br />
<br />
Rezeki memang tidak ke mana. Suatu hari, saya melihat teman saya -- yang biasanya menjual nugget buatan sendiri -- mengunggah produk baru buatannya: Cinnamon Roll! Ouw, ouw, ouw … Kalau begini ceritanya, saya bisa mencicipi Cinnamon Roll tanpa harus keluar rumah, deh. Namun, tunggu dulu, saya nggak terbiasa untuk langsung membeli begitu menginginkan sesuatu. Saya melihat terlebih dahulu tanggapan umum tentang produk tersebut.<br />
<br />
Setelah mengobservasi beberapa lama, saya menyimpulkan bahwa kebanyakan pembeli mengaku puas dengan Cinnamon Roll buatan teman saya. Beberapa dari mereka bahkan menyatakan bahwa Cinnamon Roll teman saya lebih enak dan memiliki tekstur yang lebih baik daripada Cinnamon Roll di kafe atau toko kue yang pernah mereka coba. Bukan hanya Cinnamon Roll, teman saya juga menyediakan varian <i>roll bread</i> dengan rasa gurih serta coklat, yaitu Savory Roll dan Choco Roll. Belakangan ini, saya mendengar ada varian baru lagi yang mengandung lemon.<br />
<br />
</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span class="fullpost"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-I63LegJ5NIw/XDXoNJ9GqoI/AAAAAAAACQ4/lGfdTEI7ryse6hqhR9XOAr6h6w1_cdBkwCLcBGAs/s1600/sc.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="411" data-original-width="720" height="182" src="https://4.bp.blogspot.com/-I63LegJ5NIw/XDXoNJ9GqoI/AAAAAAAACQ4/lGfdTEI7ryse6hqhR9XOAr6h6w1_cdBkwCLcBGAs/s320/sc.jpg" width="320" /></a></span></div>
<span class="fullpost"><br />
</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span class="fullpost"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-48rvs9QD1VU/XDXoPrt5P2I/AAAAAAAACRA/FyAfc4ZYq5gLDkkG4lUcA05-s0lQcNUNQCLcBGAs/s1600/sc2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="757" data-original-width="720" height="320" src="https://2.bp.blogspot.com/-48rvs9QD1VU/XDXoPrt5P2I/AAAAAAAACRA/FyAfc4ZYq5gLDkkG4lUcA05-s0lQcNUNQCLcBGAs/s320/sc2.jpg" width="304" /></a></span></div>
<span class="fullpost"><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://4.bp.blogspot.com/--jAiMSmDGpE/XDXoPw27ZyI/AAAAAAAACQ8/yZMBqXJN6PAJui76os_rduro-vm5RojIACLcBGAs/s1600/sc3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="441" data-original-width="720" height="196" src="https://4.bp.blogspot.com/--jAiMSmDGpE/XDXoPw27ZyI/AAAAAAAACQ8/yZMBqXJN6PAJui76os_rduro-vm5RojIACLcBGAs/s320/sc3.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<i>Alhamdulillah</i>, setelah sekian lama mengamati, saya pun berkesempatan untuk mencicipi produk teman saya itu. Duh, <i>deg-degan </i>... Pas pesanan saya datang, ternyata bukan cuma 1 loyang Cinnamon Roll yang saya terima. Ada bonusnya, bo! Bonusnya, 1 <i>cup</i> Savory Roll. <i>Jazakillahu khairan</i>, mbak!</span><div>
<span class="fullpost"><br /></span></div>
<div>
<span class="fullpost">Jadi, menurut saya, rasa Cinnamon Roll merek S-C ini endes banget lah. Perpaduan manisnya gula dengan rasa khas kayu manis begitu pas. Komposisinya pas gitu, lo. Nggak terlalu manis dan kayu manisnya nggak terlalu menyengat. <i>Frosting</i>-nya juga pas untuk melengkapi Cinnamon Roll dengan tekstur yang empuk ini. Enak, tapi saya merasa harus berhenti dulu setelah makan sepotong besar. Jadi, saya menyimpannya di kulkas.<br />
<br />
Setelah beberapa saat menunggu, saya merasa siap kembali mengudap Cinnamon Roll. Ternyata, bagi saya, Cinnamon Roll S-C semakin enak setelah masuk kulkas. Rotinya tetap empuk meski jadi dingin dan agak memadat, berpadu dengan isian yang dingin. Sensasi roti yang dingin juga sedikit menyamarkan rasa manis yang ada sehingga membuat saya pengen nambah satu potong lagi, lalu nambah satu potong lagi, dan lagi, dan lagi. Berbeda dari sebelum masuk kulkas. Nggak terasa, jadi cepet habis juga. Huhuhuhu …<br />
<br />
OK, sekarang beralih ke Savory Roll. Rupanya, buat saya, ini lebih enak lagi daripada Cinnamon Roll. Mana masih anget … 1 <i>cup</i> jadi ludes begitu saja. Rasanya, saya juga bisa makan beberapa potong Savory Roll ini dalam sekali makan. Namun, kayanya nggak cocok untuk masuk kulkas, ya.<br />
<br />
Okelah, buat yang penasaran sama aneka Roll Bread S-C, langsung hubungi saja penjualnya via WA +62 877-7014-9118. Btw, bukan cuma Roll Bread yang bisa Anda beli melalui teman saya ini. Untuk informasi produk selengkapnya, ikuti juga akun Instagram-nya di @fivahs_lovefood.<br />
<br />
</span></div>
Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-328517493237769500.post-90703662857249197152018-10-22T01:42:00.003+07:002018-10-22T02:32:04.940+07:00Blogfam, Blogfam, Blogfam...!<div style="text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://2.bp.blogspot.com/-LFAzAJGMqxI/W8zPLckKhZI/AAAAAAAACQI/N_rKtn-pDy89hI3P5ZCAPD97Zg4fa0ZOACLcBGAs/s1600/blogfam.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="225" data-original-width="225" src="https://2.bp.blogspot.com/-LFAzAJGMqxI/W8zPLckKhZI/AAAAAAAACQI/N_rKtn-pDy89hI3P5ZCAPD97Zg4fa0ZOACLcBGAs/s1600/blogfam.jpg" /></a></div>
<br />
Aaah, Blogfam!<br />
<br />
Meski belum pernah ketemu langsung dengan sebagian besar anggotanya, komunitas ini begitu berkesan buatku. Inilah komunitas daring pertama yang pernah kuikuti. Dari sini, aku kenal banyak orang yang seru-seru dan menginspirasi. Memangnya, Blogfam itu apa sih?<br />
<br />
<span class="fullpost"><br />
Blogfam, singkatan dari Bloger Family, merupakan komunitas pertama – <i>CMIIW</i> – yang mengumpulkan seluruh bloger di Indonesia. <i>Wait</i>, lebih tepatnya, bloger Indonesia di seluruh dunia. <i>Lha wong</i>, saat itu, <i>founder</i>-nya juga masih misah-misah di berbagai belahan dunia. Yang paling kuingat, MakNyak <a href="http://serambirumahkita.blogspot.com/">Labibah Zain</a> – salah satu founder Blogfam – waktu itu masih ada di Kanada.<br />
<br />
Aku bergabung dengan komunitas ini segera setelah memiliki blog, yaitu sekitar tahun 2006 (menjelang lulus SMA). Senang deh, jadi kenal banyak orang dengan berbagai latar belakang. Ada penulis buku, ada yang sedang meniti karir sebagai editor ~<i>kata kenalanku, sekarang beliau sudah jadi editor senior, euy</i>! Ada juga yang sedang menjajal jalan hidup sebagai fotografer, penyiar, desainer, atau pustakawan. Tidak lupa, tentu saja ada yang berstatus sebagai MAHASISWA.<br />
<br />
Sudah berlalu 12 tahun sejak aku bergabung dengan Blogfam, sejak forum Blogfam masih ramai banget sampai akhirnya vakum. Obrolan-obrolan di forum dan <i>blogwalking</i> ke sesama anggota memberikan banyak kenangan di dalam hatiku. Meski aku tidak tahu, apakah ada seberkas ingatan teman-teman Blogfam tentangku, @re_here. Hihi.. Dulu, aku memang sering pakai <i>nick</i> itu untuk berbagai akun daring. <i>Nggak</i> heran kalau teman-teman di dunia maya memanggilku Re, penggalan dari nama tengahku.<br />
<br />
Aku, yang saat itu adalah bocah ingusan yang hampir lulus SMA, sekarang sudah jadi ibu dengan empat anak yang masih kicik-kicik. <i>Alhamdulillah</i>, hehe… Anak-anak para anggota Blogfam senior sekarang pastinya banyak yang sudah gede ya. Tempo hari, aku sempat nengokin blog mbak <a href="http://evybaskara.blogspot.com/">Evy</a>, <i>dentist</i> -- yang masih saja -- <i>in vacation</i> di negeri orang. Kulihat, anak pertamanya sudah gede banget ya. Pemuda harapan bangsa :D, <i>insyaallah</i>.<br />
<br />
Nah, kenapa tiba-tiba aku post tentang Blogfam? Soalnya, tiba-tiba, MakNyak bertitah kepada semua anggota Blogfam untuk <i>post</i> serentak pada hari ini. Beliau ingin menyatukan kembali tulang-tulang yang berserakan. Pengen ngumpulin lagi anggota Blogfam, sudah pada jadi apa sih orang-orang ini? Sudah saatnya anggota Blogfam reuni, bertemu kembali,… kopdar! Duh, semoga bisa ikutan ya!<br />
<br />
Kalau ditanya, di mana sebaiknya reuni diselenggarakan, hmm…. Aku sih pengennya yang di dekat-dekat sini saja, Depok-Jawa Barat. Gelo banget, zaman kuliah dulu aku nggak bisa ikut kopdar yang di Jakarta, pas zamannya <a href="https://www.garishorizon.com/">Arif Chasan</a> baru gabung ke Blogfam. Kenapa ya dulu itu? Apa karena acaranya malam? Sungguh, aku lupa.<br />
<br />
Terus, kapan ya reuninya? Desember sih nggak apa-apa juga, <i>insyaallah</i>. Jadi, sesuai usulan MakNyak. Semoga waktunya nggak bentrok dengan acara lain. Kabarnya, kantor suami juga akan ada Family Day di bulan Desember, tapi belum tahu tanggal tepatnya.<br />
<br />
Apapun itu, aku merasa senang saat tiba-tiba ada kabar dari Blogfam via status mbak <a href="http://tuteh-pharmantara.blogspot.com/">Tuteh</a> di Facebook. Pas banget, nget, nget, beberapa hari yang lalu, aku membatin tentang teman-teman bloger. Ada perasaan kangen, tentang bagaimana cerita-cerita teman-teman di blog bisa menginspirasiku, menghiburku, dan memperluas cakrawala berpikirku. Ketika rasa kangen itu muncul, aku bersyukur bahwa kita ini bloger. Jadi, aku bisa mengobati rasa kangen itu dengan mengunjungi blog teman-teman. Kalau kudapati blog yang kukunjungi masih rutin diperbarui, aku merasa beruntung karena masih bisa mengetahui kabar terkini dari teman-teman.<br />
<br />
OK, begitu ya MakNyak.. tugas hari ini telah dilaksanakan. Laporan selesai.<br />
<br />
<b>NB:</b><br />
1. Ngomong-ngomong, blog pertamaku – yang kudaftarkan ke Blogfam – sudah tidak ada. Yah, gimana donk, provider blognya sudah nggak ada. Begitu pula dengan blog keduaku, yang sirna seiring dengan dihapusnya platform blog terkait. Adapun, blog ini merupakan blog terlawas dari blog-blogku yang masih eksis.</span><br />
<span class="fullpost"><br />
2. Gaya tulisanku di post kali ini mungkin agak beda dengan post-post lain di blogku sekarang. Namun, beginilah gaya penulisan blog di era awal aku punya blog dulu. Santai, bebas… dan agak bersifat pribadi. Xixixixixi…. Akibatnya, para bloger – meski tidak saling kenal – bisa saling tahu kalau ada yang sakit, habis putus cinta, pindah domisili, nggak bisa ngerjain ujian, dan sebagainya.<br />
<br />
<br />
#blogfam #blogfamhomecoming #blogfamIsBack #VirtualFamily<br />
<br />
</span>Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.com15tag:blogger.com,1999:blog-328517493237769500.post-18992708343660154862014-11-23T06:13:00.001+07:002014-11-23T06:14:48.754+07:00Berbagai Bibit untuk Yogurt Buatan Sendiri<div style="margin-bottom: 0in;">Halo semua! <i>Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.</i></div><div style="margin-bottom: 0in;"><i><br />
</i></div><div style="margin-bottom: 0in;">Sudah mencoba membuat yogurt sendiri seperti eksperimen-eksperimen saya yang lalu? Jika belum, yuk dicoba yuk.. Berikut ini link-link post saya tentang eksperimen membuat yogurt:</div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;"><a href="http://khanifa.blogspot.com/2013/10/homemade-yoghurt-1-pengalaman-pertama.html">Homemade Yogurt #1 : Pengalaman Pertama</a></div><div style="margin-bottom: 0in;"><a href="http://khanifa.blogspot.com/2013/10/homemade-yoghurt-2-bangkit-dari.html">Homemade Yogurt #2 : Bangkit dariKegagalan</a></div><div style="margin-bottom: 0in;"><a href="http://khanifa.blogspot.com/2013/11/homemade-yoghurt-3-ultra-milk-vs-diamond.html">Homemade Yogurt #3 : Ultra Milk vsDiamond</a></div><div style="margin-bottom: 0in;"><a href="http://khanifa.blogspot.com/2013/11/tantangan-rasa-pada-yoghurt-rumahan.html">Tantangan Rasa Pada Yogurt Rumahan</a></div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;">Dari berbagai eksperimen tersebut, bibit yang saya gunakan untuk membuat yogurt dengan sukses adalah <b>Biokul Set Natural Yogurt Plain</b>. Masalahnya, jika Anda ingin mengikuti jejak saya, bibit yogurt tadi paling kecil dikemas dalam kemasan 500 gram.. Tidak ada yang lebih kecil. Barangkali Anda ingin bibit yang lebih sedikit? Berikut adalah alternatif yang dapat saya tawarkan:</div><span class="fullpost"><br />
<div style="margin-bottom: 0in;"><b><br />
</b></div><div style="margin-bottom: 0in;"><b>1. Yummy Plain Yogurt</b></div><div style="margin-bottom: 0in;">Dengan kemasan kecil sekitar 100 ml, Anda bisa memanfaatkan <i>plain yogurt</i> merk <b>Yummy</b> sebagai bibit. Tidak masalah untuk menggunakan <b>Yummy Natural Set Yogurt</b> yang biasa maupun yang <i>skim</i>. Tekstur yogurt yang dihasilkan dari bibit merk ini tidak jauh berbeda dengan saat menggunakan <b>Biokul</b>, hanya mungkin kurang gurih sedikit saja. <i>But overall, this yogurt set is recommended (after Biokul).</i></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-bKU2V6y_ELI/VHEWXd3CdXI/AAAAAAAAAeU/uN10aeYKH44/s1600/cheezymilkyblogspot.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-bKU2V6y_ELI/VHEWXd3CdXI/AAAAAAAAAeU/uN10aeYKH44/s1600/cheezymilkyblogspot.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Yummy Natural Plain Yogurt</b> <i>via cheezymilky.blogspot.com</i></td></tr>
</tbody></table><div style="margin-bottom: 0in;"><i><br />
</i></div><div style="margin-bottom: 0in;"><b>2. Set Yogurt 88</b></div><div style="margin-bottom: 0in;">Jika Anda tinggal di kota Salatiga (Jawa Tengah) dan kesulitan memperoleh bibit yogurt di toko, Anda bisa membelinya di pembuat yogurt rumahan pemegang merk <b>Yogurt 88</b>. Lokasi toko (sekaligus rumahnya) ada di Desa Pulutan, Salatiga. </div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-zabwvMgkdVk/VHEWXNt9VRI/AAAAAAAAAeQ/fNo8tJ0hrZo/s1600/88.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-zabwvMgkdVk/VHEWXNt9VRI/AAAAAAAAAeQ/fNo8tJ0hrZo/s1600/88.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Merk<b> 88</b> bisa jadi pilihan <i>via number-88.com</i></td></tr>
</tbody></table><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;"><b>3. Kekuatan Berbagi</b></div><div style="margin-bottom: 0in;"><i>Nah</i>, kalau sudah ada teman yang berhasil membuat yogurt sendiri di rumah.. mengapa tidak mencicipi yogurt buatannya? Sebagai oleh-oleh, 50-100 gram plain yogurt untuk dibawa pulang tentu tidak akan memberatkan untuk dibagi bukan?</div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-8Dp8JRUK0gM/VHEWXqfEvUI/AAAAAAAAAeY/0vwd-mHBlAY/s1600/thevintagermixer.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-8Dp8JRUK0gM/VHEWXqfEvUI/AAAAAAAAAeY/0vwd-mHBlAY/s1600/thevintagermixer.jpg" height="213" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Yuk</i>, berbagi bibit yogurt! <i>via thevintagermixer.com</i></td></tr>
</tbody></table><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;">Demikianlah.. apapun bibit yogurt yang akan Anda pilih, hanya satu tips yang saya berikan: pastikan yogurt tersebut benar-benar <i>plain</i> alias belum diberi macam-macam rasa tambahan (bahkan gula sekalipun). Cara memastikannya? Baca saja komposisi di kemasannya. : )</div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;">Anda sudah membuat yogurt sendiri? Saya akan sangat senang jika Anda mau berbagi cerita tentang bibit yang dipakai. Anda dapat menuliskan pengalaman Anda di kolom komentar.</div><div style="text-align: center;"></div></span>Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-328517493237769500.post-78014647029141103312014-10-14T16:51:00.002+07:002014-11-23T06:14:59.030+07:00Martabak Manis Buatan Sendiri<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">Martabak <i>tuh </i>enak banget, baik martabak telur maupun martabak manis. Saya sendiri penggemar martabak telur, sementara suami lebih senang martabak manis. Walaupun demikian, saya tidak keberatan makan martabak manis. Demikian pula suami, tidak keberatan makan martabak telur. Salah satu kesenangan kami adalah mencoba dan mencari tahu tempat yang menjual makanan kesukaan kami dengan rasa yang paling enak. Beli? Mengapa tidak membuat sendiri?</div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;">Begitulah.. hal ini bermula ketika Rousta, kawan saya yang pemilik <b><a href="https://www.facebook.com/BajuAnakUnikBajuMuslim">Raisha Baby Shop</a></b> membagikan resep martabak manis yang ditemukannya di sebuah grup memasak. Saat melihat resep tersebut, saya langsung berpikir “Wah, gampang ya!” dan tertarik untuk mencoba. Tapi di sinilah seni memasak, sebuah resep orang lain yang kita pikir sempurna belum tentu sempurna untuk kita. Baiklah, kita bahas satu per satu resep asli dan dilanjutkan dengan eksperimen-eksperimen saya ya!</div><span class="fullpost"></span><br />
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;"></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span class="fullpost"><b>Resep asli:</b></span></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span class="fullpost"><i><b>Bahan:</b></i></span></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span class="fullpost">250 gr tepung terigu</span></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span class="fullpost">50 gr gula pasir</span></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span class="fullpost">1 butir telur</span></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span class="fullpost">350 ml air</span></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span class="fullpost">¼ sendok teh Fermipan</span></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span class="fullpost">sejumput garam</span></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span class="fullpost">½ sendok teh soda kue</span></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span class="fullpost"><i><b>Finishing:</b></i></span></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span class="fullpost">Isian sesuai selera</span></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span class="fullpost">Margarin (optional)</span></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span class="fullpost">Gula pasir untuk taburan (optional)</span></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span class="fullpost"><br />
</span></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span class="fullpost"><i><b>Cara membuat:</b></i></span></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"></div><ol><li><span class="fullpost">Campurkan semua bahan kecuali soda kue, mixer sampai rata (tidak menggerinjal).</span></li>
<span class="fullpost">
<li>Taburkan soda kue, aduk rata. Biarkan adonan selama 30 menit.</li>
<li>Panaskan teflon, masukkan adonan secukupnya. Jika menginginkan pinggiran yang crispy, gunakan sendok sayur untuk membuat pinggiran (saya sih tinggal miring-miringin teflon saja untuk membuat pinggiran).</li>
<li>Tunggu sampai permukaan adonan berlubang dan kering. Taburkan gula pasir jika mau.</li>
<li>Tunggu sampai pinggiran kecoklatan, angkat tanpa dibalik.</li>
<li>Olesi margarin (optional) dan beri isian sesuai selera. Lipat dan potong-potong.</li>
</span></ol><span class="fullpost"><br />
</span><br />
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span class="fullpost"><b>Percobaan Saya</b></span></div><span class="fullpost"> <div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><b><i>Eksperimen I</i></b></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;">Saya ikuti persis seperti resep, tapi tanpa margarin karena margarin sedang habis. Adonan yang dihasilkan cukup cair, namun setelah didiamkan selama 30 menit adonan jadi kental dan mengembang. Setelah dieksekusi di atas kompor, hasilnya ternyata masih kurang memuaskan. Adonan tidak bisa banyak berlubang. Hanya muncul sangat sedikit lubang, setelah itu sudah matang semua. Padahal saya sudah pakai api kecil. Tanpa kemunculan lubang, tekstur martabak tidak akan berongga-rongga seperti martabak yang dibeli di luar. Hasilnya sama saja seperti pancake maupun kue lumpur. Jadi, eksperimen I saya anggap gagal.</div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><b><i>Eksperimen II</i></b></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;">Pada eksperimen I, sebenarnya lubang sudah muncul tapi kurang banyak dan adonan jadi keburu matang. Saya pikir, mungkin api yang saya pakai kurang kecil. Mungkin juga adonannya bantat karena telur terlalu lama dikocok. Maka saya ulangi eksperimen I dengan mengakhirkan pencampuran telur, yaitu setelah seluruh adonan tercampur rata baru saya masukkan telur dan mencampurnya selama <u>+</u> 1 menit menggunakan mixer. Selanjutnya, setelah adonan didiamkan 30 menit, saya ekseskusi adonan menggunakan api yang keciiiiiiiiiiil sekali. Hasilnya masih belum memuaskan, tidak jauh berbeda dari eksperimen I.</div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><b><i>Eksperimen III</i></b></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;">Eksperimen III ini sebenarnya eksperimen yang tidak disengaja. Eksperimen III dilakukan karena masih ada sisa adonan dari eksperimen II yang saya buat di siang hari. Saat malam hari dan suami sudah pulang, suami bertanya “Adonan apa ini?” Setelah saya bilang martabak, suami pun minta dibuatkan. Waktu saya lihat sisa adonan, saya tertegun. Ada gelembung-gelembung udara kecil-kecil yang tersebar merata di dalam adonan. Saya merasa memperoleh titik cerah, mungkin eksperimen kali ini akan berhasil. Ternyata memang demikianlah adanya. Begitu adonan dieksekusi di atas kompor... Wuiiiih, lubang-lubang langsung bermunculan di seluruh permukaan adonan. Alhamdulillaah..... Suami saya pun puas dengan hasil eksperimen saya ini. Katanya, “Wah, enak Bu! Sekarang nggak usah beli martabak lagi ya. Nggak perlu antri lagi.” Wah, ini pujian yang sangat menyenangkan untuk saya. Mengingat selera saya dan suami saya banyak yang beda, maka ketika kami bersepakat atas keberhasilan suatu hidangan berarti kemungkinan besar hidangan tersebut memang sukses. </div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><b><i>Eksperimen IV</i></b></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;">Berdasarkan hasil eksperimen III, saya menyimpulkan bahwa waktu 30 menit tidaklah cukup untuk mendiamkan adonan martabak. Kita memerlukan waktu lebih sampai muncul gelembung-gelembung udara pada adonan. Pada eksperimen I-III mungkin saya perlu waktu lama karena menggunakan ragi yang sudah lama. Pada eksperimen IV kali ini, saya mencoba menggunakan ragi baru dan ternyata hasil menunggunya memang lebih cepat. Untuk memperoleh adonan bergelembung, saya mendiamkan adonan kurang lebih 2 jam. Selain keadaan ragi yang baru ataupun lama, lama tunggu adonan sampai bergelembung tergantung dari banyaknya ragi yang digunakan. Semakin banyak ragi yang digunakan, waktu tunggu semakin cepat dan gelembungnya makin banyak. Tapi hati-hati jika menggunakan ragi terlalu banyak, jangan sampai rasa adonan menjadi seperti rasa tape. Ukuran ¼ sendok teh ragi merk Fermipan sudah cukup, bolehlah lebih-lebih sedikit. Kata suami, tekstur pada eksperimen IV ini sudah benar-benar mirip dengan yang dijual oleh abang-abang martabak.</div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><b><i>Kesimpulan</i></b></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;">Untuk memperoleh adonan martabak yang berhasil, berikut adalah tips-tips dari saya:</div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"></div><ul><li>Pastikan ragi yang digunakan masih hidup</li>
<li>Campur dulu adonan sampai rata sebelum memasukkan telur</li>
<li>Mendiamkan adonan tidaklah cukup selama 30 menit. Waktu bisa bervariasi tergantung keadaan dan banyaknya ragi. Yang jelas, adonan didiamkan sampai muncul gelembung-gelembung udara pada adonan. Berdasarkan eksperimen saya, dengan resep di atas, diperlukan minimal sekitar 2 jam untuk keadaan ragi baru. Adonan sampai 6 jam masih bisa dapat hasil bagus. Lebih dari 12 jam rasanya sudah agak asam dan ketika dieksekusi rasanya jadi seperti apem.</li>
<li>Eksekusi adonan menggunakan api yang keciiiiiiiiiil sekali</li>
</ul><br />
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">Saya memasak adonan martabak menggunakan wajan teflon ukuran kecil tapi bukan yang paling kecil. Maksudnya, ukuran wajan teflon saya seperti ukuran pizza di Pizza Hut yang <b>Pan Personal </b>(porsi 1-2 orang). Kalau martabak ini saya jual, akan saya beri nama <b>Pan Personal Martabak</b>. Dengan resep di atas, akan dihasilkan 5-6 buah Pan Personal Martabak.</div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;">OK, demikian resep dan tips membuat martabak manis dari saya. Selamat mencoba dan semoga berhasil!</div><div style="text-align: center;"></div></span>Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-328517493237769500.post-6738197414684676792014-05-29T09:49:00.000+07:002014-06-17T17:03:05.027+07:00Kuliner Waroeng Sawah<div style="text-align: center;">
</div>
Hari ini adalah hari terakhir kami di Salatiga. Untuk itu, Bapak mengajak kami untuk menapaktilasi kehidupan keluarga kami di Salatiga dari waktu ke waktu.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-Y9G_VNVJs4A/U54jiC_a_kI/AAAAAAAAAaU/hEn_nVXPzSU/s1600/IMG_20140529_110845.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-Y9G_VNVJs4A/U54jiC_a_kI/AAAAAAAAAaU/hEn_nVXPzSU/s320/IMG_20140529_110845.jpg" /></a></div>
Pertama, kami diajak mengunjungi rumah yang pertama kali dimiliki Bapak dan Ibu sebagai hasil kerja beliau berdua. Saat ini, rumah tersebut ditempati oleh sebuah keluarga yang diberi amanat oleh Bapak untuk meng-counter usaha Kristenisasi yang gencar di daerah itu. Pokoknya jangan sampai umat Islam terbuai oleh janji-janji dunia yang manis dengan syarat meninggalkan keislaman. Perkuat basis keislaman warga.<br />
<span class="fullpost"><br />
Kedua, Bapak mengajak kami ke taman kanak-kanak tempat beliau menyekolahkan anak-anaknya. Sambil beliau menerangkan beberapa hal terkait sejarah dan keadaan di sekitar TK, saya bernostalgia akan kenangan masa kanak-kanak.</span><br />
<span class="fullpost"><br />
Ketiga, kami mengunjungi rumah yang dimanfaatkan sebagai asrama murid-murid SMA IT di Salatiga. Sambil menerangkan hal-hal penting, kami memetik pepaya yg sudah matang di pohon di halaman rumah tadi.<br /><br />
</span><br />
<span class="fullpost">Tuntaslah napak tilas kami dan tiba saatnya wisata kuliner. Kami mengunjungi rumah makan Waroeng Sawah yang terletak di tepi Jalan Lingkar Salatiga (JLS). Bagi suami saya, rumah makan ini adalah rumah makan penuh kenangan. Ceritanya, ketika pertama kali datang ke Salatiga, ia datang seorang diri untuk berkenalan dengan orang tua saya. Oleh orang tua saya, dia diajak ke rumah makan ini.</span><br />
<span class="fullpost"><br />
Untuk standar kota Salatiga, harga menu-menu di sini termasuk mahal. Tapi bagi orang Jakarta, harganya standarlah.. Dapat bonus pemandangan sawah yang luas serta view gunung-gunung yang mengelilingi kota Salatiga. Banyak gunung yang bisa dilihat daru sini seperti Gunung Merbabu, Telomoyo, Gajah Mungkur, dan lain-lain yang sambung menyambung mengelilingi Salatiga. Lihat saja video pemandangan yang bisa dilihat di Waroeng Sawah.<br />
</span><br />
<span class="fullpost"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span class="fullpost"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-mdPJ0mP5Fno/U54yajsuSRI/AAAAAAAAAcM/am4AmpwbVgo/s1600/VID_20140529_104807.3gp" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-mdPJ0mP5Fno/U54yajsuSRI/AAAAAAAAAcM/am4AmpwbVgo/s320/VID_20140529_104807.3gp" /></a></span></div>
<span class="fullpost">Itu baru satu sisi, belum lagi di sisi yang lainnya.<br /><br />
</span><br />
<div>
<span class="fullpost">Di sini, kami pesan soto, ayam bakar, jus alpukat, dan jus sirsak. Jusnya kental dan nikmat. </span></div>
<div>
<span class="fullpost"><br />
</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span class="fullpost"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-RXukM5fLPqk/U54jfjUwXaI/AAAAAAAAAZo/EXqZLTMY1rA/s1600/IMG_20140529_104927.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-RXukM5fLPqk/U54jfjUwXaI/AAAAAAAAAZo/EXqZLTMY1rA/s320/IMG_20140529_104927.jpg" /></a></span></div>
<span class="fullpost">
<div>
<span class="fullpost"><br /></span></div>
Sotonya, khas soto bening yang saya kenal di Salatiga. Tentu saja soto dan nasinya sudah langsung dicampur oleh penjual. <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-dI7sr06qUkI/U54jgZ4ZdEI/AAAAAAAAAZ4/Ld8hvCnRRmk/s1600/IMG_20140529_104948.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-dI7sr06qUkI/U54jgZ4ZdEI/AAAAAAAAAZ4/Ld8hvCnRRmk/s320/IMG_20140529_104948.jpg" /></a></div>
<div>
<span class="fullpost"><br /></span></div>
Ayam bakarnya juga OK. Kekurangan dari semuanya itu cuma masalah porsi yang kurang memuaskan bagi orang-orang yang suka makan seperti saya. </span></div>
<div>
<span class="fullpost"><br />
</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span class="fullpost"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-sNhxoLE4DDo/U54jgGil0WI/AAAAAAAAAZw/zNyUVZf-Lhc/s1600/IMG_20140529_104934.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-sNhxoLE4DDo/U54jgGil0WI/AAAAAAAAAZw/zNyUVZf-Lhc/s320/IMG_20140529_104934.jpg" /></a></span></div>
<span class="fullpost">
<div>
<span class="fullpost"><br /></span></div>
Harga menu-menu di Waroeng Sawah berkisar dari Rp2.500,- sampai Rp85.000,-. Yang mahal di atas Rp50.000,- paling cuma menu-menu ikan saja. Selain itu, ya di bawah Rp50.000,-. Ayam bakar yang kami pesan tadi, harganya Rp12.500,-. Soto dan jus tentu saja di bawah itu. <br /><br />
</span></div>
<div>
<span class="fullpost"><i>Nah</i>, puas makan.. Saatnya membayar. Sambil membayar, kami melewati sebuah etalase yang memajang souvenir-souvenir. Ternyata, di sini memang menjual souvenir yang bisa dibeli untuk oleh-oleh. Tapi karena saya bukan pecinta souvenir seperti itu, maka saya tidak beli. Saya ambil fotonya saja.</span></div>
<div>
<span class="fullpost"><br />
</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span class="fullpost"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-vCg45--lrZ0/U540h133ofI/AAAAAAAAAcA/9-ZkKE6lT0c/s1600/IMG_20140529_110727.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-vCg45--lrZ0/U540h133ofI/AAAAAAAAAcA/9-ZkKE6lT0c/s320/IMG_20140529_110727.jpg" /></a></span></div>
<span class="fullpost">
<div>
<span class="fullpost"><br /></span></div>
OK. Akhirnya, dengan berakhirnya kuliner kami di Waroeng Sawah, berakhirlah pula liburan kami di Salatiga. Malam ini juga, kami akan bertolak ke Jakarta. </span></div>
Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-328517493237769500.post-33722767519099031602014-05-28T07:26:00.000+07:002014-06-16T07:26:48.237+07:00Lele Goreng dan Telepon Perang<div style="text-align: center;">
</div>
Hari ini kami habiskan di rumah saja. Walaupun begitu, bukan berarti liburan kami jadi membosankan. Tetep seru <i>lho!</i><br />
<i><br /></i>
Pertama, ibu menggorengkan lele untuk makan kami sekeluarga. Bukan sembarang lele, ini lele yang dirawat Bapak di akuarium rumah! Untuk menyenangkan kami yang jauh-jauh datang berlibur dari Jakarta, Bapak merelakan lelenya yang cuma dua ekor untuk kami santap. "Sambil <i>nguras</i> akuarium," kata Bapak. <br />
Sekali lagi, bukan sembarang lele, karena lele-lele Bapak ini super besar! Coba lihat saja di dalam gambar, perbandingan seekor lele dengan sebuah sendok makan. Jadi, meski cuma dua ekor, bisa untuk makan orang serumah berkali-kali. <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-eq_DQFf51G0/U54ug2VYjJI/AAAAAAAAAa0/fgA7_xuo3L8/s1600/IMG_20140528_105515.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-eq_DQFf51G0/U54ug2VYjJI/AAAAAAAAAa0/fgA7_xuo3L8/s320/IMG_20140528_105515.jpg" /></a></div>
<br />
Bapak dan ibu memang punya metode khusus dalam mengembangbiakkan lele sehingga lele-lele beliau berdua besar-besar dan berdaging. Tenang saja, makanan lele-lele itu benat-benar makanan bersih kok.. bukan kotoran makhluk hidup seperti yang dilakukan oknum-oknum peternak lele. <br />
<span class="fullpost"> <br />
</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span class="fullpost"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-aZpXH3KYTyw/U54jfXH5-eI/AAAAAAAAAZg/BvgAj3SJD7M/s1600/IMG_20140528_121842.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-aZpXH3KYTyw/U54jfXH5-eI/AAAAAAAAAZg/BvgAj3SJD7M/s320/IMG_20140528_121842.jpg" /></a></span></div>
<span class="fullpost"><i><div>
<span class="fullpost"><i><br /></i></span></div>
Nah,</i> setelah pesta lele, apa yang menarik hari ini? Saya bercerita pada suami tentang perkembangan telepon dari masa ke masa. Waktu saya masih kecil, telepon pertama yang saya kenal adalah telepon tanpa tombol. Kalau ingin menghubungi seseorang, kita harus memutar bulatan di tengah-tengah telepon. Angka-angka yang berbeda direpresentasikan dengan radian putaran yang berbeda.<br /><br />
</span><div>
<span class="fullpost">Lama-lama, pembicaraan kami tentang telepon nyasar ke telepon kuno. Saya teringat bahwa Bapak menyimpan sepasang telepon kuno, yaitu telepon engkol militer yang digunakan semasa perang dulu. Telepon merk Alsi buatan Amerika ini besar dan berat, tapi sangat berguna pada masanya untuk komunikasi jarak jauh. Coba saja kalau kalian menonton film-film perang Amerika-Vietnam, kalian akan melihat telepon ini.</span></div>
<div>
<span class="fullpost"><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-dDkuwOeGU4o/U54uhPvVKkI/AAAAAAAAAa8/lQ2QmFkJlXY/s1600/telepon+perang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-dDkuwOeGU4o/U54uhPvVKkI/AAAAAAAAAa8/lQ2QmFkJlXY/s320/telepon+perang.jpg" /></a></div>
<div>
<span class="fullpost"><br /></span></div>
Percakapan dilanjutkan dengan bertanya kepada Bapak tentang cara kerja telepon ini. Berbekal pengetahuan dasar telekomunikasi yang pernah kami terima saat kuliah, kami pun dapat memahami konsep telepon kuno ini. Nggak usah lah ya saya terangkan detail di sini. Ini kan blog kuliner. Cerita konsep telepon kuno ini mestinya saya share di blog elektro saja :)<br /><br />
</span></div>
<div>
<span class="fullpost">Pada akhirnya, sambil menikmati lele, kami dapat meruntut perkembangan teknologi telepon dari masa ke masa. Dengannya, kami dapat lebih bersyukur dengan berbagai kemudahan yang ada saat ini namun tanpa melupakan prinsip dasar komunikasi. Kacang tidak boleh lupa dengan kulitnya. Semoga pengetahuan yang kami peroleh ini dapat menginspirasi kami untuk menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi umat.<br />
<br />
</span></div>
Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-328517493237769500.post-69970849209774238122014-05-27T06:34:00.000+07:002014-06-17T17:05:05.665+07:00Kuliner Kopeng: Awalnya Cuma Cari Susu Segar<div class="western">
<span style="color: #222222; font-family: Calibri, sans-serif;">"Hampir empat tahun nikah sama orang Salatiga, kok sama sekali belum pernah ke Kopeng," demikian canda suamiku ketika </span><span style="color: #222222; font-family: Calibri, sans-serif;">saya</span><span style="color: #222222; font-family: Calibri, sans-serif;"> terkejut mendengar ajakannya ke Kopeng. Apa ya.. karena menurutku di Kopeng yang bagus adalah keindahan alamnya, tidak ada tempat rekreasi yang sesuai dengan minat suami saya. Belakangan, saya baru ingat ada Taman Wisata Kopeng dengan </span><span style="color: #222222; font-family: Calibri, sans-serif;"><i>water park</i></span><span style="color: #222222; font-family: Calibri, sans-serif;"> dan </span><span style="color: #222222; font-family: Calibri, sans-serif;"><i>outbond</i></span><span style="color: #222222; font-family: Calibri, sans-serif;"><i>-</i></span><span style="color: #222222; font-family: Calibri, sans-serif;">nya. Tapi setelah pernah mengunjungi </span><span style="color: #222222; font-family: Calibri, sans-serif;"><b>Atlantik Dreamland Salatiga</b></span><span style="color: #222222; font-family: Calibri, sans-serif;"> pada liburan yang l</span><span style="color: #222222; font-family: Calibri, sans-serif;">a</span><span style="color: #222222; font-family: Calibri, sans-serif;">lu, TWK tidak terlalu menarik minat suami saya. Apalagi anak-anak masih kecil-kecil, belum bisa diajak main </span><span style="color: #222222; font-family: Calibri, sans-serif;"><i>outbond</i></span><span style="color: #222222; font-family: Calibri, sans-serif;"> yang model seperti itu.</span><br />
<span style="color: #222222; font-family: Calibri, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="western">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-t23kKGb8N5E/U54jrT6exnI/AAAAAAAAAaY/kidN434ch9U/s1600/nasional.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-t23kKGb8N5E/U54jrT6exnI/AAAAAAAAAaY/kidN434ch9U/s1600/nasional.jpg" /></a></div>
<span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: #222222;"><br />
"Susu, Bu.. ke pabrik susu. Kamu bilang pabrik susu ada di Kopeng kan?" kata suamiku. </span><span style="color: #222222;"><i>Nah</i></span><span style="color: #222222;">, benar juga. Saya pun belum pernah mengunjungi pabrik susu murni yang terkenal itu, </span><span style="color: #222222;"><b>Susu Murni Nasional</b></span><span style="color: #222222;">. Rencana kami, jalan-jalan menikmati alam Kopeng lalu mampir ke pabrik untuk beli susu. Sayangnya, sekarang tanggal merah dan pabrik tutup. Tamu tak dikenal seperti kami juga tidak diperkenankan melihat-lihat ke dalam pabrik. Ditambah lagi, </span><span style="color: #222222;">pabrik tidak menjual secara</span><span style="color: #222222;"> eceran. Kami pun berburu susu segar yang lain di Jalan Raya Salatiga-Kopeng. Hasilnya, kami beruntung mencicipi kuliner Kopeng selain susu segar.</span></span></span></div>
<br />
<b style="color: #222222; font-family: Calibri, sans-serif;">Warung Kolak Durian</b><br />
<div class="western">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span class="fullpost"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-7mxgPWSzmaU/U54jdeWBCRI/AAAAAAAAAZU/ysV2Q4oFjwY/s1600/IMG_20140527_132858.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-7mxgPWSzmaU/U54jdeWBCRI/AAAAAAAAAZU/ysV2Q4oFjwY/s1600/IMG_20140527_132858.jpg" height="320" width="240" /></a></span></div>
<span class="fullpost"><span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: small;"><span style="color: #222222;"><b><br />
</b></span></span></span></span></span></div>
<span class="fullpost">
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Pertama kali melewati warung ini, saya sama sekali tidak tertarik. Dalam bayangan saya, kolak durian ya kolak biasa ditambah dengan durian dan saya tidak terlalu menyukainya. Bagi saya, durian enaknya ya dimakan langsung.. Modifikasi durian yang saya suka paling ya es durian, pancake durian, lempok, dan.. saya ingin deh merasakan <i>cake</i> durian yang dibuat durian dan tanpa menggunakan gula sama sekali. Pada akhirnya, kami tetap mampir juga ke Warung Kolak Durian karena ada tulisan “SEDIA SUSU SEGAR” pada plang tokonya. Kami sungguh tidak kecewa memutuskan mampir ke toko ini karena ternyata menu-menunya menarik juga. Saya memesan tahu campur dan suami saya memesan es durian spesial. Saya tertarik memesan tahu campur karena bagi saya tahu campur memang kuliner khas Salatiga. Sejauh ini, tahu campur yang menurut saya enak adalah tahu campur gerobagan/pikulan yang sering mangkal di halaman <b>Masjid Abu Bakar ash-Shiddiq (Sultan Fatah)</b> Salatiga. <i>Nah</i>, di Kopeng ini, saya ingin mencoba tahu campurnya. Apakah seenak tahu campur di halaman masjid tadi? OK, ini pesanan saya sudah datang.</span></span><br />
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><br /></span></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-sRyaeEgzDk8/U54jcmPmxBI/AAAAAAAAAY0/1A43YWzly74/s1600/IMG_20140527_131112.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-sRyaeEgzDk8/U54jcmPmxBI/AAAAAAAAAY0/1A43YWzly74/s1600/IMG_20140527_131112.jpg" height="320" width="240" /></a></div>
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><br />
</span></span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><br />
</span></span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Ternyata rasanya enak l<i>ho</i>! Saya pesan yang pedas, dan hasilnya memang pedas tapi <i>nggak kebangetan kok </i>pedasnya. Pas, enak. Kekecewaan saya hanya pada karak (di Jakarta biasa disebut kerupuk gendar). Karak pada tahu campur ini <i>nggak ketulungan</i> kerasnya. <i>But overall,</i> semuanya enak. Ketupat, tahu, bakwan, kubis, bumbu, kuah.. semuanya enak, pas pedasnya, pas semuanya. Selanjutnya, saatnya mencicipi es durian spesial.</span></span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><i><br />
</i></span></span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><i>Woow</i>, es durian ini memang spesial! Kalau di jakarta, harga Rp12.000,- baru dapat es durian yang biasa saja. Di sini sudah dapat yang spesial. Kalau mau yang biasa saja, cukup keluarkan Rp7.500,- saja. Salatiga memang surga kuliner. Banyak macamnya, murah harganya.</span></span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-lc6jmR68hvE/U54jbioErDI/AAAAAAAAAYc/y1sEPhUywzs/s1600/IMG_20140527_130901.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-lc6jmR68hvE/U54jbioErDI/AAAAAAAAAYc/y1sEPhUywzs/s1600/IMG_20140527_130901.jpg" height="320" width="240" /></a></div>
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><br />
</span></span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Es durian spesial di warung ini terdiri atas tiga buah durian yang matang dan manis, buah selasih, rumput laut, cincau, serta agar-agar. Warna coklat pada kuah seperti terlihat pada gambar dihasilkan dari gula jawa. Nama minuman ini selengkapnya memang es durian gula jawa spesial.</span></span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Selain kolak durian, es durian, serta tahu campur... di warung ini juga dijual ayam goreng untuk pilihan makan berat. Asyiknya, di sini juga dijual oleh-oleh khas Kopeng dan Salatiga. Jadi, saya tidak perlu meluangkan waktu lain lagi untuk membeli oleh-oleh. Semuanya saya beli di sini. Oleh-oleh khas Kopeng adalah makanan-makanan modifikasi berbahan dasar waluh (labu kuning yang suka diidentikkan dengan Halloween). Adapun oleh-oleh khas Salatiga misalnya ada enting-enting gepuk dan keripik bayam. Tidak tanggung-tanggung, enting-enting gepuk yang dijual di sini hanya enting-enting gepuk merk <b>Klenteng dan 2 Hooloo</b>. Merk ini merupakan merk enting-enting gepuk terenak pada saat merk enting-enting gepuk belum terlalu banyak dulu. Kalau sekarang sih, katanya sudah banyak yang enak dengan rasa mirip-mirip dengan merk <b>Klenteng dan 2 Hooloo.</b> Tapi untuk saya, kalau ada <b>Klenteng dan 2 Hooloo</b>, saya akan lebih memilih merk ini.</span></span><br />
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><br /></span></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-mtkBcjGUgGg/U54jblLLehI/AAAAAAAAAYg/ttUyD7fB_kw/s1600/IMG_20140527_130948.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-mtkBcjGUgGg/U54jblLLehI/AAAAAAAAAYg/ttUyD7fB_kw/s1600/IMG_20140527_130948.jpg" height="240" width="320" /></a></div>
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><br />
</span></span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><br />
</span></span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Oh, iya.. tujuan kami mampir ke warung ini kan karena ingin mencicipi susu segar. Sayangnya, hari ini susu segar tidak tersedia karena petani sedang meliburkan diri dengan tidak mengirim susu segar. Ya, warung ini membeli susu segar langsung dari petani lokal dan bukannya dari pabrik susu yang letaknya tidak terlalu jauh dari warung ini. Menurut pengelola warung ini, kualitas susu petani lokal lebih bagus daripada susu dari sapi pabrik. Untuk masalah kualitas susu segar, mereka memang tidak mau main-main karena mempengaruhi nilai gizi dari susu tersebut. Apabila kualitas susu tidak bagus, mereka tidak akan mau menerima susu tersebut dan mengembalikannya kepada <i>supplier.</i></span></span><br />
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><i><br /></i></span></span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Baiklah, rupanya petualangan susu segar kita masih belum berakhir. Sambil menikmati keindahan alam Kopeng, kami pun akhirnya menemukan toko yang memang spesialis susu segar.</span></span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><br />
</span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><span style="font-size: small;"><b>Susu Segar Salib Putih</b></span></span></span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Dari dulu, Yayasan Salib Putih memang sudah berkecimpung dalam bisnis susu segar. Hanya saja, yang saya tahu dulu sewaktu masih tinggal di Salatiga, model bisnisnya adalah mengantar susu segar ke rumah-rumah sesuai pesanan.<i> Nah</i>, ternyata sekarang ini Salib Putih sudah mendirikan warung minum susu khusus <i>kaya'</i><i> Cimory Resort gitu..</i> Nama Salib Putih tentu jelas menunjukkan identitas bisnis yang dimiliki oleh yayasan milik orang Nasrani. Memang demikianlah kondisi di Salatiga di mana banyak para pemeluk agama yang tidak menutup-nutupi identitas keagamaannya, baik muslim maupun non muslim. Identitas di sini bukan hanya dari penggunaan busana atau nama orang, tapi juga pada nama-nama bisnis. Contoh lain dari nama bisnis yang kental nuansa agamanya misalnya adalah percetakan Trinity. Baiklah, kembali lagi ke Susu Segar Salib Putih.</span></span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><br /></span></span>
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Memasuki area toko yang memiliki tempat parkir cukup luas ini, kami sekeluarga bagai orang aneh yang masuk ke negeri asing. Dengan santai kami masuk dan disambut oleh anjing berbulu coklat yang menjulurkan lidahnya. Anjing baik, dia cukup tahu diri untuk tidak menyambut terlalu dekat apalagi sampai mengendus-endus. Selain disambut oleh anjing yang baik, kami juga disambut oleh tatapan pengunjung-pengunjung lain sejak memasuki pintu hingga duduk di meja kami. Entahlah. Mungkin terlihat aneh, kami yang jelas-jelas menunjukkan identitas muslim (dari busana kami) memasuki toko yang jelas-jelas menunjukkan identitas non-muslim. Sedangkan hampir semua pengunjung di sana adalah warga Indonesia keturunan Cina yang kemungkinan besar bukan beragama Islam. Tapi yah.. kami sedang ingin mencicipi susu segar di Kopeng dan kami menemukan tempat ini.</span></span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><br />
</span></span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Di sini, kami memesan tiga cangir susu segar dengan beberapa variasi yaitu susu segar murni, rasa coklat, dan rasa <i>strawberry</i>. Di antara tiga macam susu yang kami pesan tadi, kami paling menyukai susu segar murni. Kental, gurih, tidak terlalu beraroma sapi, dan rasa manis gula pasir yang cukup, tidak terlalu manis. Untuk rasa coklat, kurang terasa coklat murninya. Tercecap dalam lidah kami rasa-rasa kopi di sela-sela rasa susu dan coklat. Kami pikir, sepertinya susu ini lebih cocok disebut rasa mocca. Adapun untuk rasa <i>strawberry, </i>kami meyakini bahwa susu ini tidak menggunakan <i>strawberry</i> segar. Lebih terasa seperti menggunakan <i>strawberry essens. Next time</i>, kalau kami harus minum susu di sini lagi, kami akan memilih susu segar murni saja. Harga susu segar di sini bervariasi dari Rp3.000,- hingga Rp5.000,- tergantung rasa yang dipilih.</span></span><br />
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><br /></span></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-K-2khHIOArk/U54jdiLfRWI/AAAAAAAAAZc/oXYwDgDcbCI/s1600/IMG_20140527_140112.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-K-2khHIOArk/U54jdiLfRWI/AAAAAAAAAZc/oXYwDgDcbCI/s1600/IMG_20140527_140112.jpg" height="320" width="240" /></a></div>
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><br />
</span></span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><br />
</span></span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;">Selain susu segar, kami juga mencicipi <i>frozen yogurt</i> yang dijual di sini. Dalam bayangan saya, <i>frozen yogurt</i> memiliki tekstur kental dan lembut seperti es krim atau pasta. Ternyata, tidak demikian <i>frozen yogurt </i>yang kami peroleh di Susu Segar Salib Putih. <i>Frozen yogurt </i>di sini memiliki tekstur <i>kres.. kres...</i> Tekstur seperti ini dapat diperoleh dengan membuat <i>yogurt cair</i> yang kemudian dibekukan di dalam freezer. Walaupun demikian, bukan berarti <i>nggak enak lho</i>. <i>Frozen yogurt</i> di sini sangat enak untuk standar <i>yogurt</i> cair yang dibekukan. Selain itu, penampilannya pun menawan orang yang akan memakannya.</span></span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-YQlbWanXWt0/U54jeON78jI/AAAAAAAAAZE/U2dCrrd-6gI/s1600/IMG_20140527_140140.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-YQlbWanXWt0/U54jeON78jI/AAAAAAAAAZE/U2dCrrd-6gI/s1600/IMG_20140527_140140.jpg" height="320" width="240" /></a></div>
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><i><br />
</i></span></span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><i>Frozen yogurt </i>berbentuk balok tipis dihiasi dengan <i>topping choco chips, sprinkle</i>, kismis, dan coklat putih lalu disiram dengan sirup merah. Rasa <i>topping</i> secara seimbang menyempurnakan kenikmatan <i>frozen yogurt</i>. Dengan harga Rp6.000,- saja, kita sudah dapat menikmati menu ini.</span></span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><br />
</span></div>
<div class="western">
</div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><span style="font-family: Calibri, sans-serif;"><i>Nah</i>, demikianlah wisata kami hari ini, kuliner Kopeng yang tidak disengaja. </span></span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
</span>Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-328517493237769500.post-10922727558949555442014-05-26T17:12:00.000+07:002018-10-22T02:36:47.969+07:00Bravo, PT. KAI !<div style="text-align: left;">
<br />
Pulang kampung kali ini benar-benar mengesankan karena banyak jalan-jalan dan kuliner bersama keluarga. Jalan-jalan ke tempat wisata dan juga <i>menjajal</i> jalan-jalan baru yang dulu belum ada saat saya masih tinggal di Salatiga. Baiklah, saya akan ceritakan kisah per harinya di artikel-artikel yang berbeda karena setiap hari memiliki tema dan kesan yang berbeda. OK, langsung saja kita mulai artikel pertama kita: perjalanan keberangkatan.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-2EiUtT1MDH4/U4hZfAM8wxI/AAAAAAAAAWs/tU8t0IKO1lg/s1600/ka+eko.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://4.bp.blogspot.com/-2EiUtT1MDH4/U4hZfAM8wxI/AAAAAAAAAWs/tU8t0IKO1lg/s1600/ka+eko.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Kereta Api Jarak Jauh Kelas Ekonomi (Foto dari nugart.blogspot.com)</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Berangkat dari rumah di Depok pukul 4 dini hari, kami naik taksi ke Stasiun Pasar Senen. Kami akan naik kereta api Tawang Jaya jurusan Stasiun Poncol Semarang. Kali ini kami percaya diri naik kereta ekonomi untuk perjalanan jarak jauh karena PT. KAI sekarang memang berusaha sebaik mungkin meningkatkan kualitas fasilitas dan pelayanan. Seluruh penumpang KA jarak jauh dijamin memperoleh tempat duduk, tidak ada pedagang di dalam kereta (<i>apalalagi pengamen</i>), dan setiap gerbong diberi fasilitas AC yang dingin. Selain itu, menurut testimoni dari berbagai sumber, waktu keberangkatan dan kedatangan kereta api sekarang tepat waktu. Jadi, bulatlah keputusan kami untuk menggunakan kereta api kelas ekonomi dengan tarif Rp45.000,- per orang (dewasa). Untuk anak di bawah 3 tahun, tidak dikenakan biaya alias gratis. Tapi jika ia mengambil tempat duduk sendiri, maka dikenakan tarif anak-anak sebesar 30% dari tarif orang dewasa. <br />
<br />
<div style="text-align: left;">
<span class="fullpost">Setibanya di stasiun Pasar Senen, tampak antrean masuk stasiun mengular. Maklumlah, banyak orang cuti kerja pekan itu karena banyak hari terjepit. Ternyata, tidak seluruh calon penumpang boleh langsung mengantre. Calon penumpang hanya boleh mulai mengantre paling cepat 1 jam sebelum waktu keberangkatan. Jadi jika kereta Anda akan berangkat pukul 7, Anda tidak diperbolehkan langsung masuk meski sudah datang sejak jam 3. Anda boleh mulai masuk paling cepat jam 6. Kalau dipikir-pikir, kebijakan ini memang bagus <i>sih</i> agar ruang tunggu di dalam stasiun tidak berjubel sehingga setiap calon penumpang yang sudah masuk stasiun akan dapat menunggu dengan lebih tenang, lebih aman, dan lebih bisa duduk. Ke depannya, jika memungkinkan untuk memperluas area stasiun, bisa jadi sistem tunggunya dibuat seperti bandara dengan terminal-terminal khusus. Untuk area stasiun yang masih seperti sekarang, saya pikir kebijakan ini PT. KAI memang sudah tepat.</span><br />
<span class="fullpost"><br />
<i> Maintenance</i> kereta api pun sekarang juga semakin baik. Jika Anda perhatikan stasiun-stasiun yang telah direnovasi ulang, akan tampak pipa-pipa tersumbat yang dipasang di setiap jarak sekian meter. Pipa-pipa tersebut sejatinya adalah pipa air. Ketika sumbatannya dibuka, mengalirlah air dari ujung pipa-pipa tersebut. Dari ujung pipa yang terbuka, biasanya kemudian dipasang selang untuk mencuci kereta api. Ya, benar.. kereta api sekarang bersih-bersih <i>lho</i> karena rajin dicuci.</span><br />
<span class="fullpost"><br />
Pelayanan PT. KAI terhadap penumpang rombongan juga patut diacungi jempol (dengan perjanjian). Ceritanya, ada rombongan pelajar dari SMA Candle Tree BSD yang memanfaatkan kereta yang sama dengan yang kami tumpangi. Untuk memastikan agar rombongan tidak terpisah, ketika rombongan tiba maka satu jalur antrean masuk disterilkan oleh petugas agar dapat digunakan khusus untuk rombongan saja. Calon penumpang di luar rombongan dipersilahkan untuk mengantre di jalur yang lain (tanpa harus mengantre ulang dari belakang). Ketika seluruh anggota rombongan telah masuk stasiun, jalur segera dapat digunakan oleh penumpang lain.</span><br />
<span class="fullpost"><br />
<i> Yah,</i> kami terkesan atas usaha PT. KAI untuk meningkatkan kualitasnya. <i>Over all</i>, kami merasa puas. Untuk perjalanan kali ini, <i>surprise</i> bagi kami karena rombongan anak SMA tadi menggunakan gerbong yang sama dengan kami. Perjalananpun semakin ceria, bagai jadi anak sekolahan lagi.</span></div>
</div>
Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-328517493237769500.post-1376779936870834712014-04-20T18:20:00.000+07:002018-10-22T02:37:03.643+07:00Melancong Irit ke BelitungSebenarnya perjalanan ini dilakukan bulan April tahun lalu, tapi saya baru sempat menceritakan sekarang. Semoga kondisinya belum jauh beebesa, terutama untuk masalah <i>cost</i>. Ceritanya, suami dapat <i>voucher</i> perjalanan sebagai apresiasi perusahaan atas kinerja suami. Kebetulan saya dan suami ingin <span class="il">melancong</span> ke Pulau Belitung. Selain untuk mengunjungi berbagai <i>spot</i> di Belitung, kami juga ingin bertatap muka dengan seorang sahabat yang tinggal di sana.<br />
<br />
Sebagai usaha persiapan, saya mendapat tugas untuk mengumpulkan berbagai informasi yang akan berguna untuk misi pelancongan tersebut. Informasi yang saya perlukan antara lain harga tiket pesawat, penginapan, transportasi dari bandara ke penginapan, transportasi yang akan kami gunakan untuk <span class="il">melancong</span>, serta tak lupa tempat-tempat makan dan tentunya harga makanan di sana. <i>FYI</i>, kami sama sekali tidak tertarik untuk menggunakan jasa <i>tour</i>. Selain karena mahal, menggunakan jasa <i>tour</i> berarti kami tidak bisa terlalu bebas menentukan ke mana kami akan pergi. Kami ingin <span class="il">melancong</span> sendiri, memuaskan hasrat petualang kami. Oleh karena itu, tak lupa saya cari peta pulau Belitung terbaik yang bisa kami peroleh (kalau memungkinkan saat itu, mending pinjam atlas punya anak sekolahan saja :d). Dengan persiapan yang matang, kami akan dapat memperkirakan biaya yang akan dikeluarkan untuk misi ini.<br />
<span class="fullpost"><br />
<b> 1. Tiket pesawat</b><br />
Saat itu, penerbangan ke Belitung dimonipoli oleh <b>Sriwijaya Air</b> sehingga kami pikir tiket cukup mahal yaitu 2,3 juta rupiah untuk perjalanan pulang-pergi (2 orang dewasa, 1 infant). Jadi, per orang jatuhnya sekitar 500-600 ribuan ya. Kami berangkat hari Kamis dan pulang hari Minggu. Kalau saya cek tiket pesawat sekarang, ternyata harganya juga masih segitu. Malah banyak yang lebih mahal lagi. <i>Alhamdulillah </i>ya berarti saat itu harga tiket termasuk murah, masih dapat diskon karena pakai <i>voucher</i> pula.<br />
<b><br /> </b></span><br />
<span class="fullpost"><b>2. Penginapan</b><br />
Saya menemukan <a href="http://belitungpojok.wordpress.com/info-penting/penginapan-di-belitung/">blog pariwisata Belitung</a> yang mencantumkan daftar hotel dan penginapan di sana, meliputi alamat dan nomor telepon. Saya pun menelepon setiap hotel tadi untuk menanyakan tarif, fasilitas, ketersediaan kamar pada tanggal kedatangan kami, serta fasilitas umum dan lingkungan sekitar hotel. Tarif per malam untuk hotel-hotel di Belitung sangatlah terjangkau, dari Rp85.000,- hingga Rp250.000,-. Kami pun menjatuhkan pilihan ke penginapann Citra dengan tarif Rp.85.000,- per malam (<i>single bed</i>) atau Rp160.000 per malam (2 <i>single bed</i> dalam 1 kamar). Fasilitas di penginapan ini memang tidak <i>lux</i> tapi nyaman <i>and just like home</i>. Selain itu, lokasi hotel yang benar-benar di pusat kota memudahkan kami untuk membeli berbagai keperluan, ATM, dan tentunya wisata kuliner. Selain itu, Hotel Citra sendiri memiliki layanan sewa mobil/motor dengan harga terjangkau sehingga kami tidak perlu repot mencari tempat sewa lagi.<br />
<b><br /> </b></span><br />
<span class="fullpost"><b>3. Transportasi dari bandara ke penginapan</b><br />
Dari bandara ke penginapan kami naik taksi dengan tarif awal Rp50.000,- per orang (bisa ditawar sedikit). Jarak antara bandara dengan pusat kota memang lumayan juga, jadi tarif tersebut ya cukup <i>worthed</i> kalau dilihat dari jarak dan ketidaktersediaan alat transportasi umum yang lain. Kemudian, jangan dibayangkan taksi di sana seperti taksi di Jakarta yang menggunakan mobil sedan bertulisan "TAXI" dan memakai argo. Taksi di sini menggunakan mobil besar semacam kijang atau panther dan tarifnya diberlakukan per orang. Jangan lupa menanyakan nomor <i>contact</i> pak sopir agar bisa diorder untuk mengantar Anda ke bandara saat akan pulang nanti.<br />
<b><br /> </b></span><br />
<span class="fullpost"><b>4. Transportasi untuk <span class="il">melancong</span></b><br />
Menyewa motor atau mobil sangat menyenangkan untuk misi petualangan kali ini. Sewa motor di Hotel Citra adalah Rp60.000,- per 24 jam. Adapun sewa mobil harganya Rp200.000,- per 24 jam tanpa sopir. Pastikan Anda mengembalikan kendaraan sewa dalam keadaan <i>full tank</i>. Bensin bisa dibeli di kios-kios bensin yang banyak ditemukan di pinggir-pinggir jalan. Di Belitung, tidak ada pom bensin seperti yang biasa ditemukan di Pulau Jawa.<br />
<b><br /> </b></span><br />
<span class="fullpost"><b>5. Kuliner</b><br />
Untuk kuliner, awalnya saya agak ketar-ketir karena testimoni seorang sahabat yang pernah <span class="il">melancong</span> ke Belitung. Menurutnya, harga makanan di Belitung sangatlah mahal. Makan di semacam warteg dengan menu yang biasa saja <i>kok</i> bisa habis Rp60.000,- untuk berdua. "<i>What!!"</i> pikir saya waktu itu. Tapi setelah saya <i>search</i> di intrrnet, <i>kok</i> rata-rata testimoni harga makanan di Belitung murah-murah <i>ya</i>? Setelah saya jalani sendiri, ternyata memang murah-murah <i>lho</i>! Nasi uduk sepiring penuh (nasinya ga pelit), pakai AYAM, tahu, telur, bihun, dan tempe orek saja cuma Rp5.000,-. Kalau di Jakarta berapa coba? Bisa jadi tiga kali lipatnya <i>tuh..</i>. Untuk makanan-makanan yang diburu turis di sana pun harganya juga standar atau bahkan murah untuk ukuran orang Jakarta. Lihat saja, mie Belitung harganya cuma Rp10.000,-<br />
<b><br /></b></span><br />
<span class="fullpost"><b>6. Wisata</b><br />
Kami tiba di Belitung hari Kamis sore, melancong pada hari Jumat-Sabtu, lalu kembali ke Jakarta hari Minggu siang. Kamis sore, kami sudah mulai menyewa motor yang bisa kami gunakan untuk jalan-jalan. Di malam pertama kami di Belitung itu kami buka mata buka telinga tentang keadaan sekitar penginapan kami, ngobrol-ngobrol dengan orang penginapan tentang rencana perjalanan kami untuk memperoleh saran terbaik, dan mencicipi belanja di supermarketnya kota Tanjung Pandan, Belitung.<br /><br />
</span><br />
<span class="fullpost">Jumat pagi, kami sarapan di lapak nasi uduk (padahal ada jatah sarapan juga dari hotel :D) lalu mampir ke rumah teman yang memang ingin kami kunjungi. Kami pamit setelah shalat Jumat/Dzuhur dan lanjut berwisata ke pantai-pantai di Belitung Barat. Hari Jumat ini memang kami khususkan untuk wisata air yang basah-basahan sehingga besoknya tidak perlu basah-basahan untuk mengirit baju bersih. Pantai Tanjung Pendam, Tanjung Tinggi, Tanjung Kelayang, dan Bukit Berahu (bagus untuk lihat <i>sunset</i>) bisa dinikmati hari ini. <br /><br />
</span><br />
<span class="fullpost">Hari Sabtu, kami khususkan untuk wisata darat. Kalaupun melewati pantai (dan sepinggir Pulau Belitung memang ada banyak tempat wisata pantai), kami hanya berfoto dan tidak berbasah-basah. Tujuan wisata darat? Apalagi kalau bukan napak tilas Laskar Pelangi. Dari warung kopi di Manggar, Museum Kata Andrea Hirata (jangan lupa beli kaosnya), Perumahan PN Timah, sampai ke SD-nya Laskar Pelangi.<br />
Menggunakan motor, kami mengelilingi Pulau Belitung dari pagi sampai sore. Belitung bagian barat, utara, timur, dan tengah.. semuanya sudah kami jelajahi. Oleh-oleh juga sudah dibeli di Museum Andrea Hirata, toko souvenir di Tanjung Pandan, serta toko makanan di seberang hotel. Tinggallah Belitung bagian selatan yang belum sempat kami coba. <i>May be next time, inshaa Allaah!</i> Malamnya, kami diundang makan malam oleh sahabat kami di sebuah restoran <i>sea food</i>. <i>Thank you Madeline & husband for the great dinner</i>!<br /><br />
</span><br />
<span class="fullpost">Hari Minggu sebelum pulang, kami jalan-jalan ke KUMKM, sebuah toko yang menampung produk-produk UKM di Belitung. Kami tidak beli, tapi menarik untuk melihat-lihat apa saja produk yang dihasilkan masyarakat Belitung.<br />
<i><br /></i></span><br />
<div style="text-align: center;">
<span class="fullpost"><i>***</i></span></div>
<span class="fullpost"><i><br /></i></span>
<span class="fullpost"><i>Nah,</i> demikianlah resume perjalanan kami ke Belitung. <i>Over all</i>, di luar ongkos pesawat, kami mengeluarkan biaya sekitar 1 juta rupiah untuk seluruh keperluan berikut:<br />
</span><br />
<ul>
<li><span class="fullpost">Biaya penginapan dari Kamis malam sampai Minggu pagi</span></li>
<span class="fullpost">
<li>Makan-makan sepuasnya sampai kenyang selama di Belitung</li>
<li>Ongkos transportasi dan bensin selama di Belitung</li>
<li>Beli oleh-oleh untuk keluarga, tetangga, dan teman-teman di Jakarta</li>
</span></ul>
<span class="fullpost">Murah? Mau ikut mencoba? Ayo, kami tunggu <i>share</i> darimu!<br />
</span><br />
<div style="text-align: center;">
</div>
<span class="fullpost">
</span>Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-328517493237769500.post-47487199458132835682014-04-17T07:20:00.000+07:002014-04-22T00:53:41.378+07:00Bikin Cilok Sendiri, Makan Cilok Sepuasnya<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-zZ07c7-JVJI/U1VY7eMG-zI/AAAAAAAAAWA/TUzmqpnuRaw/s1600/cilok+banyak.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-zZ07c7-JVJI/U1VY7eMG-zI/AAAAAAAAAWA/TUzmqpnuRaw/s1600/cilok+banyak.jpg" height="320" width="240" /></a></div><br />
Cilok alias aci dicolok, yang di daerah asal saya disebut sebagai pentol cilot, memang jajanan yang lekat di hati anak-anak (yang pernah) sekolah. Sampai sekarang ketika sudah berumah tangga, saya masih terkenang dengan jajanan masa SD itu. Ketika kakak saya iseng ingin nostalgia dengan jajanan masa kecil dengan membuat cilok sendiri, saya pun tergelitik ingin mencoba juga. Berikut ini resep cilok ala kakak saya:<br />
<br />
Bahan:<br />
125 gr daging sapi<br />
500 gr tepung kanji<br />
2 sdt garam<br />
5 siung bawang putih<br />
1 btr telur<br />
Air es secukupnya (sktr 1,5 gelas)<br />
<span class="fullpost"><br />
Cara membuat:<br />
1. blender semua bahan sampai kalis dan bisa dipulung<br />
2. bikin bulatan sebesar kelereng dan rebus dalam panci air sampai mengapung<br />
3. angkat bakso dan kukus agar empuknya persis seperti cilok di tukang cilok<br />
<br />
Saus:<br />
campur saus sambal, saus tomat, dan kecap<br />
Saya sendiri tidak sepenuhnya mengikuti resep dan petunjuk pembuatan di atas. Tepung kanji yang merefer pada tepung tapioka saya ganti menggunakan tepung sagu. Saya juga tidak menggunakan daging karena tidak memiliki stok daging di rumah dan malas untuk beli daging dulu :P. Sebagai pengganti daging, saya gunakan kaldu sapi bubuk yang instan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/--XwDrJDSrNo/U1VY9p5fAEI/AAAAAAAAAWI/R4RGqOA3WYU/s1600/cilok+tatakan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/--XwDrJDSrNo/U1VY9p5fAEI/AAAAAAAAAWI/R4RGqOA3WYU/s1600/cilok+tatakan.jpg" height="320" width="240" /></a></div><br />
Penggunaan tepung sagu sedikit mengubah langkah pembuatan yang harus dilakukan. Karakteristik tepung sagu yang gampang ‘letrek’ jika didiamkan membuat cilok jadi sulit dibentuk apabila straight mengikuti petunjuk pembuatan pada resep kakak. Saya juga menambahkan tepung terigu agar tepung sagu lebih mudah kalis dan tentunya mudah dibentuk. Oleh karena itu, agar bentuk cilok bisa tetap relatif bulat, silakan ikuti petunjuk pembuatan cilok tepung sagu ala saya:<br />
<br />
1. Haluskan bawang putih dan garam, lalu campurkan ke tepung sagu, kaldu, dan air.<br />
2. Masukkan tepung terigu secukupnya hanya agar campuran no. 1 dapat kalis dan mudah dibentuk bulat-bulat.<br />
3. Didihkan air di panci, jangan matikan api setelah mendidih.<br />
4. Ambil sejumput campuran pada langkah 2, lalu bentuk bulat-bulat dan segera masukkan ke air yang tadi dididihkan.<br />
5. Lakukan langkah 4 sampai adonan habis.<br />
6. Masak cilok sampai matang. Cilok berarti telah matang jika sudah mengambang di air rebusan.<br />
<br />
Nah, sekarang cilok ala saya sudah dapat dinikmati menggunakan saus tomat, saus sambal, saus kacang, atau saus lain sesuai selera.<br />
</span>Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-328517493237769500.post-73493870653169503922013-12-20T16:38:00.000+07:002013-12-20T18:37:03.924+07:00Memasak dengan Cinta<div style="margin-bottom: 0in;">
Satu lagi <i>chef</i> yang saya suka adalah Carla Hall (@carlahall). Saya pertama kali tahu tentangnya ketika ia mengikuti kompetisi <b>Top Chef (US)</b>, tepatnya di <i>season</i> 5. Ketika menonton pertandingan di <i>season</i> ini, saya merasa kurang<i> sreg</i> dengan sikap sebagian besar kontestan yang menurut saya cukup arogan. Namun chef Carla Hall berbeda. Saya melihatnya sebagai <i>chef</i> yang rendah hati, optimis, dan religius. Walaupun di awal-awal performanya di <b>Top Chef 5</b> dia belum terlihat menonjol, saya pribadi sudah mengunggulkannya ketika melihat karakternya. Saya memang berkeyakinan bahwa orang yang arogan pasti akan jatuh, sejago apapun dia. Sedangkan orang-orang yang sederhana namun yakin akan kemampuan dirinya, akan melaju dengan pesat.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-I6eTTtSlfd8/UrQPsMk1CJI/AAAAAAAAAUg/eW7LCiYBfhw/s1600/COOKING-WITH-LOVE_Comfort-Food-That-Hugs-You_Chef-Carla-Hall1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="http://3.bp.blogspot.com/-I6eTTtSlfd8/UrQPsMk1CJI/AAAAAAAAAUg/eW7LCiYBfhw/s320/COOKING-WITH-LOVE_Comfort-Food-That-Hugs-You_Chef-Carla-Hall1.jpg" width="258" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><i>Cooking With Love by Carla Hal</i>l (Sumber Gambar: madamenoire.com)</td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Kebaikan hati chef Carla ketika <i>host</i> dari <b>Top Chef</b>, Padma Laksmi, memuntahkan masakan chef Ariane. Walaupun Padma sampai memuntahkan masakan chef Ariane, namun hal tersebut tidak membuatnya pulang hari itu. Di saat kontestan lain memandang sebelah mata terhadap chef Ariane yang diamini oleh chef Ariane sendiri bahwa ia tidak pantas untuk bertahan di kompetisi ini, chef Carla mengucapkan kata-kata yang menurut saya sangat membesarkan hati “Tentu saja kamu pantas untuk tetap bertahan di sini. Tidak ada yang berjalan salah di dunia ini.” Saya yakin, kalimat tadi juga sangat membesarkan hati chef Ariane mengingat performa chef Ariane meningkat pesat setelah episode tersebut.</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<span class="fullpost"><br />
</span><br />
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost">Dari kalimat penghiburan tadi saja sudah tampak bahwa chef Carla merupakan seorang yang religius. Sisi religiusnya semakin tampak ketika episode tantangan di pesta <i>cocktail</i> di mana biasanya terdapat menu minuman beralkohol dalam pesta-pesta semacam itu. Chef Carla teguh memegang aturan agamanya yang tidak memperkenankan konsumsi khamr dengan membuat sesuatu yang menyegarkan tanpa alkohol. Menurut <b><a href="http://urbanfoodprint.com/presidents-day-at-the-chew-featuring-carla-hall-interview/">urbanfood</a></b>, chef Carla Hall bahkan tidak mengonsumsi babi juga karena alasan religi. Pada awalnya, seorang juri tamu merasa kecewa karena tidak adanya minuman beralkohol dalam menu yang disusun oleh chef Carla. Namun akhirnya, kekecewaan tersebut berbalik menjadi kepuasan atas menu chef Carla dan membawanya menjadi pemenang tantangan hari itu. </span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost">Masih banyak momen lain dalam kompetisi <b>Top Chef</b> yang menunjukkan kebaikan hati <i>chef</i> yang memiliki moto <i>Cooking With Love</i><b> </b>ini. Masih hangat dalam ingatan saya ketika para kontestan <b>Top Chef 5 </b>harus bekerja berkelompok untuk melakukan suatu tantangan. Dalam tantangan tersebut, seorang kontestan memberikan suatu bahan tambahan ke dalam masakan chef Carla tanpa sepengetahuan chef Carla. Chef Carla baru mengetahui hal tersebut tepat saat ia akan menyajikannya kepada juri dan merasa sangat jengkel. Selanjutnya, benar saja, para juri mengecam bahan tambahan tersebut karena dinilai merusak masakan chef Carla sendiri yang sebenarnya sudah baik seandainya tidak ada bahan tambahan tadi. Chef Carla terlihat menahan rasa jengkel namun tak mengucapkan apapun tentang hal tersebut apalagi menunjuk siapa yang sebenarnya bersalah. Sikap ini benar-benar berbeda dari pada umumnya kontestan yang biasanya langsung membela diri ketika dicecar oleh para juri, apalagi jika kesalahan tersebut bukanlah kesalahannya. </span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost">Pada akhirnya, chef Carla memang bukanlah pemenang <b>Top Chef 5</b>, namun namanya melambung seusai kompetisi tersebut dan menjadi sebuah <i>host</i> dari sebuah acara kuliner (<b>T</b><b>he Chew</b>). Siapa sangka bahwa pada awalnya <i>chef</i> ini adalah seorang model yang akhirnya menemukan bahwa <i>passion</i>nya adalah di industri kuliner, bukan <i>modelling</i>. Diawali dengan keseriusannya mengikuti sekolah memasak begitu meninggalkan dunia model, dia kemudian membangun sebuah perusahaan katering <b>Alchemy</b>. Karirnya di dunia kuliner terus menanjak dan mengalami loncatan popularitas seusai <b>Top Chef 5</b>. Kini, chef Carla bahkan telah memiliki buku resepnya sendiri. </span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost">Terkait dengan prinsipnya untuk memasak dengan cinta, chef Carla Hall menekankan pentingnya memasak dengan mood yang baik. Ketika seseorang memasak dengan senang dan tenang, hal tersebut akan terlihat dalam masakannya yang baik. Oleh karena itu menurutnya, ketika seseorang sedang tidak dalam mood yang baik, hal terbaik yang dapat dilakukan terkait dengan makanan adalah memesan makanan jadi. :)</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost">Chef Carla memang memberikan kesan yang dalam pada diri saya tentang memasak dengan cinta, hingga sayapun mengikuti akun <i>twitter</i> dan <i>facebook</i>nya. Ketika ia <i>update</i> status tentang masakannya atau produk-produknya di <b>Alchemy</b>, rasanya saya sangat ingin mencicipinya dan merasakan cinta yang ia masukkan dalam masakannya. :D</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<span class="fullpost"> </span>Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-328517493237769500.post-3875021048792709792013-12-09T11:29:00.001+07:002013-12-09T11:35:37.957+07:00Kembali ke Dasar, lalu Memasak Tanpa Resep<div class="MsoNormal">
Sebagai pecinta makanan, saya suka menonton acara-acara di saluran TV <b>Asian Food Channel (AFC)</b>. Dari sini saya mengetahui banyak <i>chef</i> yang sebelumnya belum pernah saya dengar. Yang lebih penting, berbagai wawasan kuliner dan pengetahuan teknis tentang memasak jadi lebih banyak saya ketahui (walau belum tentu bisa praktik sendiri.. :p). Dari sini pula, saya mulai memilih<i> chef-chef </i>yang saya sukai gaya/metodenya. Salah satu di antara para <i>chef</i> itu adalah <b>Michael Smith </b>(@ChefMichaelSmth).<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-TPoO-0nQQRI/UqVG0yVqNsI/AAAAAAAAAUI/GVtKvxYOKs0/s1600/chef_at_home.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-TPoO-0nQQRI/UqVG0yVqNsI/AAAAAAAAAUI/GVtKvxYOKs0/s1600/chef_at_home.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber Gambar: chefmichaelsmith.com</td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
<div class="MsoNormal">
Pertama kali mengetahui pria bernama lengkap <b>Michael Dixon Smith</b> ini adalah ketika menonton acaranya, <b>Chef at Home</b>. Dalam acara tersebut, Chef Michael menegaskan bahwa perpaduan rasa yang seimbang adalah kunci dari masakan yang enak. Dia pun mengungkapkan rahasia yang dia gunakan untuk menciptakan makanan yang hebat, yaitu “Memasak Tanpa Resep” (<i>cooking without recipe</i>). Temukan bahan utama yang ingin Anda olah, temukan rasa yang tepat untuk memadankannya, lalu lengkapi dengan bahan yang dapat menyeimbangkannya.</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<span class="fullpost">Acara tersebut tentu sangat menginspirasi saya untuk berani coba-coba. Walaupun demikian, sebagai seorang pemula di dapur, seringkali kegiatan cocok mencococokkan ini menuai rasa yang aneh karena minimnya pengalaman. Untungnya, setelah purna tayang acara<b> Chef at Home</b>, AFC kembali menayangkan acara yang menampilkan Chef Michael sebagai host yaitu<b> Chef Michael’s Kitchen</b>. Acara ini lebih bermanfaat lagi bagi saya sebagai seorang<i> newbie</i> di dapur karena konsep memasak yang ditekankan oleh Chef Michael dalam acara ini adalah <i>back to basic</i> (kembali ke dasar).<br />
<br />
Dalam acara ini, Chef Michael mengajarkan teknik dasar dalam mengolah suatu bahan agar bahan tersebut kaya rasa. Selanjutnya, dia akan menunjukkan bumbu-bumbu dasar yang biasa digunakan untuk memadankan dan menyeimbangkan bahan utama tadi menjadi suatu masakan klasik. Terakhir, Chef Michael akan menunjukkan bagaimana dia bisa melakukan<i> twist</i> atas bahan utama tadi dengan bumbu-bumbu yang dikembangkan dari bumbu-bumbu dasar sehingga menjadi masakan baru.<br />
<br />
Yang paling berkesan bagi saya adalah ketika Chef Michael menunjukkan cara mengolah ikan yang dilengkapi dengan saus. Ada tiga langkah utama dalam menyiapkan makanan bersaus ini, yaitu 1. Goreng sisi-sisi ikan hingga keeemasan untuk mengeluarkan rasanya, 2. Buat saus di wajan yang sama dengan tempat menggoreng ikan, 3. Masak saus dan ikan hingga matang. Tambahkan herba kesukaan di akhir proses memasak untuk menyeimbangkan rasa masakan.<br />
<br />
Tips di atas sangat bermanfaat bagi saya yang selama ini mengalami kesulitan saat mengolah ikan. Dengan tips di atas, untuk pertama kalinya saya berhasil membuat masakan ikan yang ludes dimakan selain teri/cue/lele goreng. <i>Thank you,</i> Chef Michael Smith! </span>Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-328517493237769500.post-90040305710981522692013-11-12T05:29:00.000+07:002013-11-12T05:35:40.570+07:00Tantangan Rasa pada Yoghurt Rumahan<div style="margin-bottom: 0in;">
Setelah beberapa melakukan eksperimen pembuatan yoghurt, ternyata tantangan tidak berhenti begitu saja. Selalu muncul pertanyaan dalam hati, jika diperlakukan begini dan begini.. apa yang terjadi ya? Beberapa di antaranya yang akhirnya sudah dicoba adalah membuat yoghurt menggunakan susu segar yang dipasteurisasi sendiri, susu bubuk <i>full cream</i>, susu UHT <b>Diamond </b>yang dicampur dengan air, dan sebagainya. </div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-YBb0ysg77AE/UoFZuf07zcI/AAAAAAAAATk/HQ-zDNle6Z8/s1600/buah.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-YBb0ysg77AE/UoFZuf07zcI/AAAAAAAAATk/HQ-zDNle6Z8/s1600/buah.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Sumber: southernbite.com</td></tr>
</tbody></table>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<i>Yah</i>, namanya eksperimen <i>'kan</i> untuk cari pengalaman dan menentukan resep mana yang paling cocok buat diri sendiri. Berikut ini beberapa hasil eksperimen tambahan kami. Yoghurt yang dibuat dari susu segar yang disterilkan sendiri memberikan rasa dan aroma yang menyenangkan, dan juga tekstur yang cukup padat.. hampir menyerupai puding. Yoghurt dari susu bubuk <i>full cream</i> menghasilkan tekstur yang sangat bagus, benar-benar mirip puding, tapi rasanya tidak sesuai dengan selera kami. Adapun yoghurt dari susu UHT Diamond yang dicampur air, rasanya OK namun hasilnya agak encer.</div>
<span class="fullpost"> <br />
</span><br />
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost">Dari berbagai macam bahan di atas, saya dan suami akhirnya lebih memilih penggunaan susu UHT Diamond ataupun UHT Diamond yang dicampur air untuk pembuatan yoghurt. Kami menilai dua macam resep ini adalah resep yang paling sesuai untuk kami. </span><br />
<span class="fullpost"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><i>Nah,</i> kalau sudah mencapai suatu kesimpulan.. apakah berarti tantangan yoghurt sudah selesai? Tentu saja tidak. Ada tantangan yang lebih besar yang hingga saat ini belum kami temukan hasil yang benar-benar mantap. Tantangan tersebut adalah bagaimana membuat yoghurt dengan aneka rasa?</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><br /></span>
<span class="fullpost">Pada mulanya, kami berkomitmen untuk menggunakan rasa-rasa alami untuk yoghurt kami. Artinya, kami ingin menggunakan buah-buah asli untuk memperkaya rasa yoghurt kami. Hanya saja, ternyata rasa yoghurt begitu kuat sehingga rasa buah bisa dikatakan tenggelam oleh rasa yoghurt. Sebagai contoh, ketika kami <i>blend</i> yoghurt dengan <i>strawberry</i>, hasilnya memang asam. Ya wajar <i>toh</i>, yoghurt sendiri sudah asam ditambah <i>strawberry</i> yang juga asam. Ditambah gula pasir? <i>Hmmm,</i> ternyata bagi suami saya rasanya jadi aneh. Demikian juga ketika kami mencampur yoghurt dengan melon. Rasa melon yang muncul sangaaaaaaat samar, diikuti dengan asamnya rasa yoghurt. Saat ditambah dengan gula pasir, memang rasanya jauh lebih enak dibanding ketika dicampur dengan <i>strawberry</i>. Namun tetap saja bagi suami saya rasa tersebut tetap aneh.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><br /></span>
<span class="fullpost">Yang <i>nyentrik</i>, suami saya mencoba mencampur susu kental manis coklat ke dalam yoghurt. Menurutnya, rasanya jadi enak. Menurut saya? <i>Ouuuch......</i> rasa coklat campur asamnya yoghurt, sangatlah tidak cocok. Bagi saya, rasanya jadi seperti susu basi. </span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><br /></span>
<span class="fullpost">Sedikit kompromi tentang rasa antara saya dengan suami, kami sepakat bahwa yoghurt yang dicampur sirup markisa <b>Cap Pohon Pinang</b> rasanya mantap. Namun kombinasi ini melanggar komitmen kami untuk menggunakan bahan-bahan alami. Memang benar sirup ini menggunakan sari buah markisa, gula asli, dan tanpa pewarna.. namun sirup ini ternyata juga mengandung pengawet buatan, yaitu <i>Natrium Benzoat.</i> Walaupun demikian, kami jadi ada sedikit bayangan tentang rasa yoghurt campuran yang lumayan enak. </span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><br /></span>
<span class="fullpost">Salah satu perhatian kami adalah pada penggunaan gula. Ketika menggunakan gula pasir, rasa manis yang ditimbulkan mengapa jadi aneh? Lalu ketika menggunakan sirup, kok rasanya jadi enak? Apa benar gula di sirup <b>Cap Pohon Pinang </b>ini benar-benar gula asli? Akankah kita mencoba membuat sirup gula sendiri?</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><br /></span>
<span class="fullpost">Sebelum kami mencoba membuat sirup gula sendiri, kami mencoba mencampur yoghurt dengan sirup merk <b>Tjampolay</b> rasa Pisang Susu. Mengapa kami memilih sirup ini? Selain karena saya memang suka rasanya, bagi suami saya sirup ini rasanya benar-benar seperti air gula saja. Jadi, cobalah mencampur air dengan gula pasir.. Seperti itulah rasa sirup ini menurut suami saya. Ketika kami coba kombinasikan dengan yoghurt kami, <i>hmmm....</i> ternyata rasanya benar-benar enak! Aromanya pun harum dan warnanya menarik. </span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><i><br /></i></span>
<span class="fullpost"><i>Nah,</i> apakah ini berarti petunjuk bagi saya untuk mencoba membuat sirup gula sendiri? Hehe, saya masih terus memikirkan. Selain masalah gula, cara mencampur buahnya pun belum menemukan solusi yang pas. </span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-328517493237769500.post-89844879190634538552013-11-08T15:40:00.001+07:002013-11-08T15:48:30.611+07:00Donat Empuk dan Permasalahan Seputarnya<div style="margin-bottom: 0in;">
Pertama kali membuat adonan roti alias adonan yang memanfaatkan ragi adalah coba-coba membuat pizza sendiri di rumah. Pertimbangannya, sepertinya gampang karena bahannya cuma tepung protein tinggi, air, gula, ragi, dan sedikit garam. Selain itu, bisa dilakukan menggunakan tangan saja tanpa mikser. Memanggangnya pun <i>nggak </i>harus pakai oven.<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-E2A5Y2h79mY/UnyjRxxjjvI/AAAAAAAAATQ/VGs4fuJMy7k/s1600/IMG-20131105-00493.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="http://1.bp.blogspot.com/-E2A5Y2h79mY/UnyjRxxjjvI/AAAAAAAAATQ/VGs4fuJMy7k/s320/IMG-20131105-00493.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Donat Goreng Tanpa Lubang</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
</div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Suatu kali saat sedang membuat pizza,<i> khadimat</i> saya bilang “Wah, seperti bikin donat ya Bu?”. <i>FYI</i>, sang <i>khadimat</i> sendiri tidak bisa bikin donat. Saya pun berpikir, “<i>H</i><i>mm</i>... apa bikin donat juga <i>kaya' gini</i> ya?” Saya pun mulai coba-coba. </div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
Mula-mula, saya melihat adonan pizza yang mengembang memang mirip adonan roti pada umumnya tapi terlalu kenyal sehingga susah untuk dibentuk macam donat. Tapi ya saya nekat dulu saja, bagi-bagi adonan pizza, bulatkan serta pipihkan adonan, beri lubang di tengah, lalu goreng di minyak panas. <i>Hmm,</i> percobaan pertama hasilnya berantakan. Donat tak bulat sempurna, lubang kembali menutup, dan rasa serta tekstur belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Rasanya masih agak tawar-tawar kurang manis, kurang gurih, dan teksturnya alot saat digigit (tapi masih <i>eat-able sih</i>). Beberapa kali percobaan, terkadang donat matang atau hampir gosong di luar tapi masih mentah di dalam.<br />
<br />
OK, jadi di sini kita identifikasi ada empat permasalahan yaitu bentuk, lubang, rasa dan tekstur, serta kematangan donat.</div>
<br />
<span class="fullpost"><br />
</span><br />
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><b>#1 Membuat Donat yang Bulat</b></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost">Saat membuat adonan donat, kita tidak bisa mengambil sejumput adonan untuk kemudian membuatnya berbentuk bola lalu dipipihkan. Cara terbaik adalah menggiling adonan kita sampai ketebalan yang kita inginkan, lalu membentuk donat menggunakan cetakan. Tak punya cetakan donat? Jangan khawatir, Anda bisa gunakan gelas, bagian atas botol bekal minum anak, dsb. </span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><b>#2 Membuat Lubang Pada Donat</b></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost">Beberapa tutorial pembuatan donat menyuruh kita melubangi donat menggunakan jari. Sayangnya, instruksi tersebut tidak berhasil bagi saya. Jika kita lubangi donat menggunakan jari, donat yang mengembang ketika digoreng akan menutup kembali lubang tersebut. Cara terbaik tentu menggunakan cetakan donat. Tapi jika kita tidak punya cetakan donat, gunakanlah sumpit. Benar, sumpit! Lubangi donat menggunakan sumpit, lalu goreng donat dengan sumpit tetap berada di dalamnya. Putar-putar donat sebentar di dalam minyak panas menggunakan sumpit sampai donat berhenti mengembang, lalu lepas sumpitnya. Anda akan memperoleh lubang donat yang bagus. Cuma akhir-akhir ini saya lebih suka membuat donat tanpa lubang karena rasanya lebih puas saat memakannya :D. Jadi sementara fotonya yang donat tanpa lubang dulu ya...</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><b>#3 Rasa dan Tekstur</b></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost">Poin ini berkaitan erat dengan resep serta teknik. Resep yang berhasil bagi saya adalah resep donat yang dipublikasikan oleh <a href="http://duniakulinernusantara.blogspot.com/2013/05/resep-donat-empuk-mudah.html">Dunia Kuliner Nusantara</a>, yaitu: 500 gram terigu protein tinggi, 2 buah kuning telur, 11 gram ragi instan, 250 ml susu cair, 100 gram gula pasi, 100 gram mentega, ½ sendok teh garam, dan ½ sendok teh <i>baking powder.</i> </span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost">Untuk keluarga kecil saya, saya selalu menggunakan setengah resep dan tanpa <i>baking powder</i>. Jika tidak ada susu cair, saya gunakan air biasa. Jika tak ada telur, tanpa telur pun tidak mengapa. Saya sudah mencoba kedua kondisi tersebut. Penggunaan susu akan membuat adonan semakin lembut. Tanpa susu pun, donat yang dihasilkan cukup lembut dan empuk walau donat sudah dingin. Mentega/margarin punya andil besar untuk membentuk donat yang empuk. Jika donat Anda gagal mengembang, ada dua kemungkinan: 1. Ragi sudah tidak layak pakai, 2. Adonan kurang kalis.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><b>#4 Tingkat Kematangan</b></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost">Agar donat matang sempurna, pastikan minyak benar-benar panas sebelum adonan donat dimasukkan dan merendam setidaknya separuh tinggi donat. Selain itu, gunakan api keciiil sehingga donat akan benar-benar matang hingga ke bagian dalam. Jika Anda menggunakan api besar, besar kemungkinan donat akan cepat matang di luar namun bagian dalam belum matang. Jika Anda teruskan, maka donat akan menjadi gosong.</span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost">OK, saya pikir begitu dulu cerita per-donat-an saya. Semoga bermanfaat!</span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<span class="fullpost"> </span>Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-328517493237769500.post-39723583567627994842013-11-05T10:54:00.001+07:002013-11-05T11:17:05.848+07:00Susu Coklat Kayu Manis<div style="text-align: center;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-ChSK3H90Itw/UnhrRuDjJQI/AAAAAAAAAS8/iPnG-SbP7ik/s1600/IMG-20131102-00489.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-ChSK3H90Itw/UnhrRuDjJQI/AAAAAAAAAS8/iPnG-SbP7ik/s320/IMG-20131102-00489.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Susu Coklat Hangat, Energi Menenangkan untuk Memulai Hari</td></tr>
</tbody></table>
</div>
<br />
Susu hangat dan coklat adalah beberapa favorit saya. Susu segar hangat meski belum ditambah apapun jua sudah menjadi minuman yang menyenangkan bagi saya. Sayangnya, <i>my hubby doesn't like it. </i>Menurutnya, susu sapi segar masih memiliki aroma sapi dan dia tidak menyukainya. Untungnya, kalau susu sapi segar tadi saya campur dengan bubuk kakao, beliau mau juga meminumnya. Tak cukup sampai di situ, kini saya sering memasukkan serpih-serpih kayu manis ke dalamnya sehingga aroma dan rasanya meningkat serta menyamarkan aroma sapi. Kenapa serpih-serpih bukannya bubuk? Karena saya menggunakan kayu manis batangan, lalu saya gunting kecil2 membentuk serpihan-serpihan. Saya merasa rasanya lebih segar daripada kalau menggunakan bubuk kayu manis. Selain itu, ada tekstur kayu manis yang menjadi kejutan menyenangkan di mulut. Ada 2 cara yang pernah saya lakukan untuk membuat kombinasi ini. Cara pertama, rebus susu segar dengan api kecil hingga sekitar 90 derajat Celcius lalu tuangkan ke dalam gelas yang telah diberi gula, bubuk kakao, dan serpihan kayu manis. Cara kedua, rebus susu segar bersama seluruh bahan dengan api kecil hingga sekitar 90 derajat Celcius. Sejujurnya, saya lebih menyukai cara kedua karena rasa kayu manis menjadi lebih menyebar ke dalam susu.<br />
<br />
<span class="fullpost">Mengonsumsi kombinasi ini di pagi hari ternyata juga memiliki banyak manfaat<i> lho!</i> Siapa sih yang <i>nggak</i> kenal segudang manfaat susu? Ditambah lagi dengan kayu manis serta bubuk kakao, minuman ini menjadi lebih kaya manfaat. Kayu manis dikenal untuk memperlancar peredaran darah, anti bakteri, meningkatkan fungsi otak, menurunkan kolestrol, serta menghangatkan tubuh (Sumber: <a href="http://www.merdeka.com/sehat/6-manfaat-mengejutkan-kayu-manis.html">merdeka.com</a>). Adapun bubuk kakao sendiri menurut <a href="http://kabarinews.com/4-keuntungan-mengkonsumsi-bubuk-cokelat/37391">kabarinews.com</a> dapat bermanfaat untuk membangkitkan semangat, menekan keinginan untuk ngemil, menyehatkan jantung, serta dapat mempercantik kulit.<br />
<br />
<i>Nah</i>, sudah enak... kaya manfaat pula! Bagi Anda yang sedang ingin mengurangi konsumsi gula, Anda bisa mengganti gula dengan madu untuk memperoleh rasa manis yang menyeimbangkan seluruh rasa. <br />
</span>Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-328517493237769500.post-14799220624225665942013-11-01T11:24:00.001+07:002013-11-01T11:24:35.196+07:00Homemade Yoghurt #3: Ultra Milk vs Diamond<div style="margin-bottom: 0in;"></div><table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-RcguPSgH5E8/UnMsn5Q7WLI/AAAAAAAAASs/d1iMB7EjHko/s1600/diamond.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="http://1.bp.blogspot.com/-RcguPSgH5E8/UnMsn5Q7WLI/AAAAAAAAASs/d1iMB7EjHko/s320/diamond.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Susu UHT Diamond. Sumber: carrefour.co.id</td></tr>
</tbody></table><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;">Keberhasilan pembuatan yoghurt yang telah lalu membuat kami ingin menguji kualitas yoghurt tersebut sebagai bibit selanjutnya. Pada eksperimen yang telah lalu, kami menggunakan perbandingan 1:10 untuk bibit:susu. Oleh karena itu, eksperimen kali ini pun juga menggunakan perbandingan tersebut agar hasilnya dapat diperbandingkan tanpa memperluas analisis parameter. Kali ini, kami menggunakan 32 gram bibit yoghurt merk Bio Kul dan 320 gram susu UHT merk <b>Diamond</b>. Dengan waktu fermentasi selama 10 jam, hasil yang kami peroleh persis sama dengan hasil pada eksperimen sebelumnya. Jadi, yoghurt peranakan kami sudah bisa dipakai untuk menjadi bibit yah!</div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;">Sekarang, kami ingin mencoba susu UHT merk lain yaitu <b>Ultra Milk</b>. Karena keberhasilan-keberhasilan sebelumnya, dengan percaya diri kami langsung membuat yoghurt dari satu liter susu UHT (kurang lebih 1000 gram). Jika menggunakan perbandingan sebelumnya, seharusnya kami memerlukan 100 gram bibit yoghurt untuk mempersempit analisis jika terjadi perbedaan hasil. Alih-alih demikian, kami menggunakan 70 gram bibit yoghurt untuk satu liter susu UHT merk <b>Ultra Milk</b>. </div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><span class="fullpost"><br />
<div style="margin-bottom: 0in;">Hasilnya, setelah difermentasikan selama 8 jam, yoghurt yang terbentuk sangat-sangat encer. Teksturnya masih seperti susu tapi pecah. Rasanya pun masih kurang asam untuk bisa disebut sebagai yoghurt. Kami pun terus melanjutkan fermentasi hingga 24 jam. Rupanya, setelah 24 jam rasanya sudah seasam eksperimen-eksperimen sebelumnya namun kekentalannya kurang dan teksturnya tetap pecah. (Tekstur pecah: bayangkan susu segar yang rusak). Berharap agar kekentalan yoghurt bisa lebih baik, kami meneruskan fermentasi hingga 30 jam. Hasilnya......... kali ini yoghurt sudah uniform alias tidak pecah, namun kekentalannya tetap tidak sekental ketika menggunakan susu UHT merk <b>Diamond</b>. Tingkat keasamannya? Sangat asam! Anda bisa membayangkan yoghurt merk <b>Cimory</b> untuk membayangkan kekentalan dan keasaman yoghurt hasil eksperimen kali ini. Suami saya menyukai tingkat keasaman pada eksperimen ini (<i>he is a Cimory lover</i>), namun ternyata keasaman ini bukanlah favorit setiap orang. <i>FYI</i>, suami saya sering membawa yoghurt hasil eksperimen kami untuk dicoba rekan-rekannya di kantor. </div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;">Kalau demikian, apakah <b>Ultra Milk</b> benar-benar tidak akan menjadi pilihan untuk pembuatan yoghurt kami? Apakah hasil dengan tekstur dan kekentalan seperti itu benar-benar terjadi karena penggunaan <b>Ultra Milk</b>? Tunggu dulu.. kita tidak bisa terburu-buru mengambil kesimpulan. Ingat, pada awal-awal eksperimen kami, kami menggunakan perbandingan 1:10 alias 10:100 untuk bibit:susu. Pada eksperimen menggunakan Ultra Milk, kami menggunakan perbandingan 7:100 untuk bibit:susu. Jadi, memang bibit yang kami gunakan lebih sedikit dari sebelumnya.</div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;">Untuk menghindari kerancuan, kami pun melakukan eksperimen menggunakan susu UHT <b>Diamond</b> dengan perbandingan 7:100 untuk bibit:susu. Hasilnya, setelah difermentasikan selama 8 jam, yoghurt sudah terbentuk secara <i>uniform</i>, dengan kekentalan seperti percobaan menggunakan susu <b>Ultra</b> 30 jam, dan keasaman baik namun tidak seasam susu <b>Ultra</b> yang difermentasikan selama 30 jam.</div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;">Nah, kesimpulannya.... penggunaan susu <b>Ultra</b> memang memakan waktu lebih lama untuk memperoleh tekstur, kekentalan, dan keasaman yang serupa dengan susu UHT <b>Diamond</b>. Tingkat kekentalan yang lama diperoleh ketika menggunakan <b>Ultra Milk</b>, kami memperkirakan karena penggunaan susu skim dalam komposisi <b>Ultra Milk</b>. <i>What</i>? Bukannya <b>Ultra Milk</b> yang warna biru komposisinya cum susu sapi murni dan penstabil nabati? Iya, benar kawan.. tapi itu dulu. <b>Ultra Milk</b> biru yang sekarang memiliki tampilan baru bertuliskan <b>Ultra Milk UHT Full Cream</b> dengan susu skim tercantum pada daftar komposisinya. <i>Lho, full cream kok pakai skim</i>? Jadi <i>full cream </i>apa <i>skim nih</i>? Wah nggak tahulah, saya juga bingung. </div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;">Analisis kami, kekentalan yoghurt dipengaruhi oleh kandungan lemak pada susu, banyaknya bibit yang digunakan, dan lamanya waktu fermentasi. Semakin tinggi lemak pada susu, semakin kental yoghurt yang diperoleh. Semakin banyak bibit yang digunakan, semakin kental dan asam yoghurt yang diperoleh. Demikian pula, semakin lama waktu fermentasi, semakin kental dan asam yoghurt yang terbentuk. Adapun yang paling berpengaruh adalah tingginya kadar lemak dalam susu. Dengan susu berkadar lemak tinggi <i>(full cream)</i>, kekentalan yoghurt dapat diperoleh jauh lebih cepat dibanding ketika menggunakan susu rendah lemak (skim).</div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;">Dari berbagai eksperimen yang telah kami lakukan, kami memutuskan untuk menggunakan perbandingan 10:100 untuk bibit:susu jika ingin membuat bibit karena tingkat kekentalan hasil yang tinggi. Adapun untuk tujuan langsung dikonsumsi, kami dapat menggunakan perbandingan 7:100 untuk bibit:susu untuk memperoleh tingkat kekentalan sedang.</div><div style="margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div style="margin-bottom: 0in;">Sekadar saran dari kami, buatlah yoghurt dengan keasaman yang diinginkan meskipun Anda masih ingin menambahkan rasa pada yoghurt. Jadi, bukan mentang-mentang mau ditambahkan rasa, yoghurt dibuat lebih asam dari yang diinginkan. Karena percayalah... penambahan rasa dan pemanis tidak akan mengurangi keasaman yoghurt secara signifikan. Kalau pemanisnya kebanyakan, rasanya malah jadi aneh lho! </div><div style="text-align: center;"></div></span>Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.com13tag:blogger.com,1999:blog-328517493237769500.post-56867432104941082222013-10-30T05:13:00.001+07:002023-03-27T03:06:55.938+07:00Homemade Yoghurt #2: Bangkit dari Kegagalan<div style="text-align: center;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://1.bp.blogspot.com/-3cd-kPw1xMU/UnAyexfimlI/AAAAAAAAASM/PzffarZzZGQ/s1600/biokul.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-3cd-kPw1xMU/UnAyexfimlI/AAAAAAAAASM/PzffarZzZGQ/s320/biokul.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Bio Kul Set Yoghurt. Sumber: diamond.co.id</td></tr>
</tbody></table>
</div>
Setelah gagal dengan percobaan yoghurt yang pertama, saya dan suami mencari lebih banyak info tentang bibit dan metode pembuatan yoghurt. Sebagaimana saya tuliskan pada tulisan sebelumnya, analisis kegagalan pembuatan yoghurt pertama kami meliputi masalah bibit, sterilisasi susu, serta kendali suhu. Pencarian kami tak sia-sia, suami menemukan informasi bahwa plain yoghurt merk<b> Bio Kul </b>bisa menjadi bibit yoghurt yang sangat baik. Suami saya pun segera berburu<b> Bio Kul </b>yang kabarnya dijual di Carrefour dan dia berhasil mendapatkannya dengan harga Rp30.000,- untuk ukuran 500 ml. Saya sangat bergembira mendengar kabar tersebut dan segera menyusun berbagai rencana eksperimen untuk memperoleh yoghurt terbaik ala kami. Dengan bibit merk <b>Bio Kul</b> yang diproduksi oleh Diamond ini, kami berharap masalah bibit telah dapat diatasi.<br />
<br />
<span class="fullpost">Untuk menjamin sterilisasi susu, dalam eksperimen kedua ini kami menggunakan Susu UHT merk <b>Diamond. </b>Adapun untuk kendali suhu, suami membeli sebuah yoghurt maker dengan merk <b>Qiaoqiao</b> seharga Rp160.000,-.<br />
<br />
Menurut teori pembuatan yoghurt ala Chef Hugh Firnley-Whittingstall yang juga banyak dipakai pada umumnya, satu liter susu membutuhkan 50 ml bibit yoghurt agar dapat diubah menjadi yoghurt. Oleh karena itu, logikanya, setengah liter susu membutuhkan 25 ml bibit yoghurt. Kali ini, saya dan suami mencoba untuk <i>breaking the rules, </i>yaitu dengan menggunakan 50 ml bibit yoghurt untuk setengah liter susu. Kami fermentasikan campuran ini ke dalam yoghurt maker selama 12 jam. Dan bagaimanakah hasilnya??<br />
<br />
Taraaaa....!! Alhamdulillah eksperimen kali ini memberikan hasil yang sangat memuaskan. Begitu dikeluarkan dari yoghurt maker, tekstur yoghurt kami sangat kental dan uniform dengan rasa asam yang menyenangkan di lidah. Aromanya tidak tercium seperti susu basi. Setelah yoghurt ini didinginkan ke dalam kulkas, teksturnya semakin padat hampir seperti bibit aslinya yang mirip es krim. Hanya saja, ketika kembali dikeluarkan ke suhu ruang, kepadatan kembali berkurang dengan menjadi kental saja.<br />
<br />
Yang saya pikirikan, jika hasil eksperimen ini merupakan suatu keberhasilan, tentunya yoghurt dari eksperimen ini juga bisa menjadi bibit untuk pembuatan yoghurt selanjutnya. Benarkah demikian? Yuk, terus ikuti eksperimen yoghurt di blog ini! </span><div><span class="fullpost"><br /></span></div><div style="text-align: center;"><span class="fullpost"><b><i><a href="https://khanifa.blogspot.com/2013/11/homemade-yoghurt-3-ultra-milk-vs-diamond.html">Tulisan Selanjutnya: Perbandingan Susu Ultra dan Diamond untuk Membuat Yoghurt. Bagus yang Mana?</a></i></b></span></div>Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.com39tag:blogger.com,1999:blog-328517493237769500.post-64308561002616635412013-10-28T15:09:00.002+07:002023-03-27T03:02:54.072+07:00Homemade Yoghurt #1: Pengalaman Pertama<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
</div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
</div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
Keluarga saya adalah keluarga pecinta yoghurt. Setiap kali membeli yoghurt, tak perlu waktu lama untuk menghabiskannya. Terbesit dalam pikiran kami keinginan untuk memproduksi yoghurt sendiri agar lebih irit, stock tak terbatas, serta orisinalitas bahan lebih terjaga. Keinginan memproduksi yoghurt sendiri semakin kuat ketika salah satu acara favorit saya <b>"River Cottage Everyday"</b> yang dipandu oleh Chef Hugh Firnley-Whittingstall mendemonstrasikan <i>how to make homemade yoghurt </i><span style="font-style: normal;">dan t</span>ampaknya simpel. </div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<br /></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
Berikut ini adalah langkah-langkah <i>homemade yoghurt </i><span style="font-style: normal;">ala Chef Hugh</span>:</div>
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-vJNO-zfSyUM/Um4bYCeVZnI/AAAAAAAAARE/g9uCNw4xSTs/s1600/cimory.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-vJNO-zfSyUM/Um4bYCeVZnI/AAAAAAAAARE/g9uCNw4xSTs/s1600/cimory.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Cimory Plain Yoghurt. Sumber: cimory.com</td></tr>
</tbody></table>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost">1. Panaskan susu untuk membunuh bakteri-bakteri patogen.</span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost">2. Biarkan susu mendingin hingga sekitar suhu 40 derajat Celcius. Selain dengan menggunakan termometer, suhu ini bisa dideteksi dengan mencelupkan tangan Anda ke dalam susu di mana susu masih teras panas tapi sudah tidak membuat Anda "kecanthang".</span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost">3. Masukkan bakteri pembentuk yoghurt dan aduk rata. Untuk 1 liter susu sapi, diperlukan sekitar 50 ml bakteri.</span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost">4. Tutup rapat campuran tadi, tempatkan di tempat yang hangat untuk menjaga kestabilan suhu 40 derajat Celsius. Chef Hugh menyarankan untuk menaruhnya di belakang kulkas.</span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost">5. Tunggu selama 8-12 jam dan yoghurt Anda siap dinikmati. FYI, yoghurt ini bisa dijadikan bibit lagi untuk membuat yoghurt selanjutnya.</span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"></span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><br /></span></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in; text-align: center;"><a href="https://khanifa.blogspot.com/2014/11/berbagai-bibit-untuk-yogurt-buatan.html"><i><b>Cerita Terkait: Rekomendasi Yoghurt untuk Dijadikan Bibit</b></i></a></div><div class="western" style="margin-bottom: 0in;"><span class="fullpost"><br /></span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost">Ketika saya dan keluarga dalam perjalanan ke Puncak dan melewati <b>Cimory Dairy Shop</b>, kami sempatkan untuk mampir. Di sana, kami membeli <i>plain yoghurt</i> yang rencananya akan kami jadikan bibit untuk yoghurt pertama kami. Sepulangnya di kota Depok, kami pun segera mempraktekannya karena di kulkas sudah tersedia susu segar. Sebagai percobaan, ya sedikit dulu.. Semangkuk termos MPASI bayi. Kami pakai termos untuk menjaga suhu dan tetap menaruhnya di tempat hangat di sekitar kulkas. </span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><br /></span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost">Keesokan harinya.... jadilah yoghurt pertama kami. <i>Voilaaa!</i> Teksturnya tidak menarik untuk dilihat (pecah-pecah) dan rasanya sangaaaaat asam. Baunya juga seperti susu basi. Kamipun tidak berani mengonsumsinya. Banyak faktor yang mungkin berpengaruh pada hasil akhir percobaan pertama kami. Berikut beberapa di antaraanya:</span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost">1. Sterilisasi susu yang kurang baik</span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost">2. Suhu yang tidak pas untuk menumbuhkan bakteri pembentuk yoghurt sehingga memungkinkan pertumbuhan bakteri lain yang tidak diinginkan</span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost">3. Bibit yang kurang baik. FYI, dari komposisi yang tertera pada kemasannya, Cimory <i>plain yoghurt</i> dibuat dari campuran susu sapi dan susu bubuk serta sudah ditambah gula dan bahan lainnya. Jadi tidak benar-benar <i>plain</i>. *Makanya, Cimory yang plain pun rasanya manis dan enak*</span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost"><br /></span></div>
<div class="western" style="margin-bottom: 0in;">
<span class="fullpost">Yah, pengalaman pertama ini memang kurang sukses.. Akankah hal tersebut menyurutkan keinginan kami untuk membuat yoghurt kami sendiri? Tentu saja tidak. Cerita bagaimana akhirnya kami berhasil membuat yoghurt yang memuaskan bisa dibaca <a href="https://khanifa.blogspot.com/2013/10/homemade-yoghurt-2-bangkit-dari.html">di sini.</a></span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-328517493237769500.post-68138790171471031602012-06-25T10:18:00.000+07:002012-12-15T12:02:52.036+07:00Pancake di Seluruh Dunia<div style="text-align: center;">
</div>
Akhir-akhir ini ketagihan bikin pancake. Dari berbagai referensi, setidaknya saya menemukan ada tiga tipe pancake. Dari negara manapun asal pancake-nya, setidaknya akan terklasifikasi ke salah satu dari tiga jenis pancake ini: American pancake, European pancake, dan Chinese pancake.<br />
<br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-9rbaGEIV86U/T-fYFTb7h_I/AAAAAAAAANM/VLE4ir4_p8U/s1600/23062012%2528003%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="http://2.bp.blogspot.com/-9rbaGEIV86U/T-fYFTb7h_I/AAAAAAAAANM/VLE4ir4_p8U/s320/23062012%2528003%2529.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Pancake Tipis Saya</td></tr>
</tbody></table>
<br />
American pancake merupakan jenis pancake yang adonannya tidak terlalu encer, cukup kental menuju liat, dan digoreng tebal-tebal. Komposisi utamanya adalah tepung terigu, telur, dan gula. Pada umumnya, susu juga ditambahkan pada adonan pancake. Jika susu tidak ingin ditambahkan, berarti cukup gunakan air untuk mengencerkan. Garam atau gula juga sering ditambahkan untuk memperkaya cita rasa.Biasanya disajikan dengan siraman sirup maple yang manis dan wangi. <br />
<br />
<span class="fullpost">European pancake merupakan tipe pancake yang tipis dengan tekstur adonan yang lebih cenderung ke encer. Jika Anda pernah menikmati creepes, maka inilah salah satu jenis European pancake dengan tambahan tekstur crispy. Pada umumnya, pancake tidak memiliki tekstur crispy.<br />
<br />
Pancake di Inggris, Perancis, maupun Serbia merupakan jenis European pancake. Komposisi utamanya mirip dengan American pancake yaitu telur, susu, air, dan tepung terigu dengan komposisi cairan lebih banyak untuk menghasilkan tekstur menuju encer. Tambahkan garam juka suka. Pancake ini sering dinikmati dengan isian selai coklat, perasan lemon, gula, keju, pisang, dan lain-lain.<br />
<br />
Adapun Chinese pancake, saya jarang menemukan pancake jenis ini. Adonan Chinese pancake tidak menggunakan telur seperti dua tipe pancake yang lain. Adonan Chinese pancake juga perlu diuleni dan didiamkan seperti membuat adonan roti. Selanjutnya adonan dipipihkan sampai tipis lalu digoreng.<br />
<br />
Adakah pancake di Indonesia? Iseng-iseng saya ketikkan kata kunci 'Indonesian pancake' di YouTube. Kemudian muncullah link video di bawah ini sebagai Indonesian pancake.<br />
<br />
Haha, martabak manis disinyalir sebagai Indonesian pancake. Jika dilihat hasil akhirnya, martabak bisa digolongkan ke American pancake. Akan tetapi jika dilihat tekstur adonan dan isiannya, bisa masuk ke European pancake.<br />
<br />
Sebenarnya, ada juga makanan di kota kelahiran saya (Salatiga) yang lebih mirip dengan tipe European pancake. Makanan tersebut adalah 'Leker'. Adonan dan hasil jadi Leker benar-benar mirip dengan European pancake dan agak crispy seperty creepes. Leker biasanya diisi dengan potongan pisang, taburan gula, dan siraman susu kental manis. Bersama ketiga bahan tersebut, seringkali diisikan pula kacang tanah yang ditumbuk kasar dan atau keju parut. </span>Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-328517493237769500.post-25440006733349675482012-06-18T13:09:00.000+07:002012-06-18T13:18:50.075+07:00Baru!! SOTOJI NON MSG<div style="text-align: center;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-bUvwp6XHEVY/T97HBnDZp-I/AAAAAAAAAM0/ayme3JhiqJc/s1600/02062012%2528004%2529.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="240" src="http://4.bp.blogspot.com/-bUvwp6XHEVY/T97HBnDZp-I/AAAAAAAAAM0/ayme3JhiqJc/s320/02062012%2528004%2529.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">SOTOJI Kuah Santan Non-MSG</td></tr>
</tbody></table>
<br /></div>
Masih ingatkah Anda dengan tulisan saya tentang SOTOJI? Jika tidak, Anda dapat membacanya kembali dengan meng-klik <a href="http://khanifa.blogspot.com/2012/01/sotoji-hangat-untuk-keluarga.html">link ini</a>. Selanjutnya, SOTOJI pada tulisan tersebut akan disebut sebagai SOTOJI original. <br />
<br />
Original? Memangnya ada yang tidak original? Yap, benar sekali! Sekarang telah dikeluarkan varian-varian baru SOTOJI. Varian-varian baru ini sama enaknya dengan SOTOJI original. Selain itu, varian-varian baru SOTOJI memiliki nilai tambah dari sisi kesehatan yaitu: NON MSG!<br />
<br />
<span class="fullpost">Benar, SOTOJI varian baru tidak lagi mengandung MSG. Berikut ini adalah pilihan rasa dan harga untuk SOTOJI NON MSG (update 7 Juni 2012):<br />
1. Soto bening (Rp3.000 per bungkus)<br />
2. Extra pedas (Rp3.000 per bungkus)<br />
3. Kuah santan (Rp3.500 per bungkus)<br />
4. Jamur champignon (Rp4.000 per bungkus)<br />
5. Jamur merang (Rp4.000 per bungkus)<br />
<br />
"Wah, saya belum bisa lepas dari MSG! Apakah masih ada SOTOJI yang ber-MSG?"<br />
<br />
Jawabnya, masih ada! Kami masih tetap menjual SOTOJI ber-MSG alias SOTOJI original. Kabar baiknya, harga SOTOJI original turun menjadi Rp2.250,- per bungkus. Kualitas dan kuantitas tetap sama. Jadi, tunggu apa lagi?</span><br />
<span class="fullpost"><br />
</span><br />
<span class="fullpost">Tertarik untuk membeli? Tentu saja Anda bisa membeli melalui saya dengan SMS ke 0856 9399 5752 atau email ke kirana.reine@gmail.com. ^_^<br />
</span>Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-328517493237769500.post-57121732727716224392012-03-06T10:46:00.001+07:002012-12-15T12:05:24.942+07:00Nasi Goreng Cemplung-Cemplung<div style="text-align: center;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-4VFBJSNGwro/T1WEdMLeHqI/AAAAAAAAAMo/T7PDCkGe6gE/s1600/P1030604.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="http://2.bp.blogspot.com/-4VFBJSNGwro/T1WEdMLeHqI/AAAAAAAAAMo/T7PDCkGe6gE/s400/P1030604.JPG" width="400" /></a></div>
</div>
<br />
Gambar di atas adalah salah satu masakan saya yang sangat disukai suami saya. Percaya atau tidak, saya paling tidak bisa bikin nasi goreng - apalagi sebelum menikah. Menurut saya, rasa nasi goreng saya selalu ada yang kurang. Padahal segala macam bumbu nasi goreng dari dapur yang katanya bikin enak sudah dicoba. Tapi menurut saya tetap saja <i>cemplang. Lha</i> ini habis menikah suami kok pengen banget dibikinin nasi goreng sama saya. <br />
<br />
Setelah percobaan yang ke sekian kalinya, akhirnya saya menemukan bumbu yang pas yang disukai oleh suami saya. <i>No uleg-uleg, no</i> bumbu <i>macem-macem,</i> cuma iris-iris saja. Yak, cuma iris-iris saja. Terua cemplung-cemplung aduk selesai. Begini cara bikinnya:<br />
<br />
<span class="fullpost"><br />
1. Bawang putih dan bawang merah dengan perbandingan 1:2 atau 1:3 tergantung ukuran, diiris tpis-tipis. Ceritanya dulu saya sedang males ngukeg-uleg karena banyak kerjaan, tapi ternyata jadi keterusan karena sudah kadung pas rasanya di lidah suami.<br />
<br />
2. Tomat juga diiris-iris, ukurannya sesuai selera.<br />
<br />
3. Tumis bawang merah dan putih sampai harum. Lalu masukkan tomat, tumis juga. Sreng-dreng, sreng... Kalau mau pakai telur hancur, masukkan juga. Srek-srek-srek sampai telurnya berantakan di wajan. Kalau mau pakai tambahan bahan yang lain, masukkan juga di sini. Kalau tidak mau pakai telur berantakan atau bahan yang lain, langsung ke poin 4.<br />
<br />
4. Masukkan nasi, aduk-aduk sampai semua tercampur rata.<br />
<br />
5. Masukkan saus/sambel apa saja secukupnya asal merah atau sesuai selera. Aduk rata. Lalu masukkan kecap secukupnya, aduk rata. <br />
<br />
6. Cicipi. Jika terasa ada yang kurang, tentu kurang asin. Masukkan garam secukupnya sampai rasanya pas. Kalau kurang manis, tambahkan kecap.<br />
<br />
Yah, begitulah nasi goreng aneh saya tapi kata suami enak. </span>Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-328517493237769500.post-8417904249033957592012-01-26T08:32:00.001+07:002012-01-26T08:38:55.576+07:00Keripik Pisang Khas Lampung<div style="text-align: center;"></div>Wuih, mau nulis nggak jadi-jadi. Alhamdulillah akhirnya bisa juga sekarang nulis. Saya ingin mereview sebuah produk makanan khas Lampung, yaitu keripik pisang. Keripik pisang ini tidak biasa seperti yang kita makan, tetapi ada bumbu bubuknya dengan macam-macam rasa.<br />
<br />
Pertama kali saya mengetahui ada produk makanan seperti ini adalah saat saya kuliah, antara tingkat 3-4. Hmm, berarti antara tahun 2008-2010. Gara-garanya, kakak angkatan saya yang juga teman kost saya berasal dari Lampung. Kalau beliau habis pulang kampung, saya dibawakan oleh-oleh keripik pisang khas Lampung ini.<br />
<br />
Ada berbagai macam merk keripik khas Lampung. Yang saya tahu dan pernah saya makan, ada tiga merk. Pertama, merk <b>Suseno</b>. Kedua, merk <b>Aneka Yen-Yen</b>. Ketiga, merk <b>Mr. Monkey</b>.<br />
<br />
<span class="fullpost">Pertama kali yang pernah saya makan adalah merk <b>Aneka Yen-Yen</b>. Merk inilah yang sering dibawakan oleh kakak angkatan saya tadi. Begitu saya dioleh-olehi keripik ini yang rasa coklat, saya langsung ketagihan. Jadi penampakan keripik ini mirip dengan keripik pisang yang sering kita temui dengan potongan-potongan membujur (memanjang) tipis tapi tidak terlalu tipis. Lalu keripik-keripik tadi dilumuri dengan bubuk coklat yang menempel pekat pada keripik. Rasa coklatnya pas => melimpah tapi tidak terlalu manis. <br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-0zZME_2pBwQ/TyCtB7HaU-I/AAAAAAAAAMc/ktcX8tHjZSM/s1600/aneka.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="301" width="400" src="http://4.bp.blogspot.com/-0zZME_2pBwQ/TyCtB7HaU-I/AAAAAAAAAMc/ktcX8tHjZSM/s400/aneka.jpg" /></a></div><br />
Saya pun sering minta dioleh-olehi keripik ini lagi kalau beliau pulang kampung. Saya bertanya, apakah ada rasa lain? Kata beliau, ada. Hanya saja, menurut beliau, rasa yang lain kurang enak. Yah, saya belum pernah mencoba yang lain sih. Setelah saya mencari tahu lebih jauh, setidaknya ada empat rasa lain untuk keripik pisang merk <b>Aneka Yen-Yen</b>. Original, Coklat, Keju, Susu, dan Mocca. <br />
<br />
Suatu hari, setelah kakak angkatan saya pulang kampung, beliau muncul kembali dengan oleh-oleh keripik pisang. Akan tetapi, beliau membawa merk yang berbeda. Kali ini beliau membawa merk <b>Suseno</b>. <br />
<br />
"Lho, kok bukan yang biasanya? Kenapa? Apakah yang ini lebih enak? Ini merk baru ya?" tanyaku beruntun.<br />
<br />
"Bukan, <i>nyobain aja</i>. Menurut kamu enakan yang mana? Merk yang ini justru yang pertama kali ada, <i>lho</i>. <b>Aneka</b> itu justru yang pendatang baru," jawab beliau.<br />
<br />
Saya pun membuka bungkusan keripik yang beliau bawa. Hmm, lumuran coklatnya tidak sepekat <b>Aneka Yen-Yen</b>. Tapi marilah kita icipi saja, dan "Krak!" Aduh, keras... :( Rasa coklatnya pun kurang terasa. Sayang sekali ya <b>Suseno</b> ini. Sebagai pionir, semestinya mencoba menggaet keloyalan pembeli dalam hal rasa. Ide mencelupkan keripik ke dalam coklat saja menurut saya adalah ide yang jenius. Tatkala hasilnya kurang memuaskan, ada baiknya melakukan inovasi yang dapat meningkatkan kualitas dari segi rasa. Mungkin bisa mencoba coklat jenis lain dengan tetap mempertahankan kekhasan. Bisa juga dengan melakukan inovasi cara memasak sehingga keripik jadi lebih empuk, tidak terlalu keras.<br />
<br />
Seiring dengan berjalannya waktu, hati saya masih terpaut pada <b>Aneka Yen-Yen</b>. Yah, karena saya kira merk keripik pisang dari lampung hanya <b>Suseno</b> dan <b>Aneka Yen-Yen</b>. Hal ini terus terjadi hingga beberapa pekan yang lalu, saya melihat iklan dari seorang blogger yang menjual keripik pisang khas Lampung. Keripik ini merk <b>Mr. Monkey</b>. Katanya, keripik ini dilumuri bumbu bubuk juga. Terdapat 4 pilihan rasa bumbu bubuknya: coklat, susu, strawberry, dan kopi. <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-SHlEnyw_LMk/TyCpiys2bdI/AAAAAAAAAMQ/wmkt-yR-LHI/s1600/monkey.jpg" imageanchor="1" style="margin-left:1em; margin-right:1em"><img border="0" height="231" width="400" src="http://4.bp.blogspot.com/-SHlEnyw_LMk/TyCpiys2bdI/AAAAAAAAAMQ/wmkt-yR-LHI/s400/monkey.jpg" /></a></div><br />
Saya penasaran, kira-kira enakan mana <b>Mr. Monkey</b> dengan <b>Aneka Yen-Yen</b>? Dari testi di lapak blogger tadi, ada yang mengatakan <b>Mr. Monkey</b> lebih enak dari <b>Aneka Yen-Yen</b>. Selebihnya masih belum pernah merasakan merk <b>Aneka Yen-Yen</b>. Penasaran dengan <b>Mr. Monkey</b>, saya mencoba yang rasa coklat, susu, dan strawberry.<br />
<br />
Penampakan bungkus <b>Mr. Monkey</b> terlihat lux dengan plastik kemasannya yang mengkilat. Berbeda dengan <b>Aneka Yen-Yen</b> yang kemasannya unik, plastik bening yang dimasukkan ke dalam tas dari kertas coklat yang ada talinya dan bisa ditenteng-tenteng. Baiklah, mari kita buka bungkus <b>Mr. Monkey</b>. Dan <i>voila</i>! Saya <i>shock</i>, isinya cuma separuh dari total bungkus. Kalau kata suami saya, bahkan kurang dari separuh. OK, tenang.. tenang.. yuk kita icipi keripiknya.<br />
<br />
Hmm, alhamdulillah.. rasa dari <b>Mr. Monkey</b> enak! Kalau dibandingkan dengan <b>Aneka Yen-Yen</b>, enakan mana? Terutama yang rasa coklat ya... (saya kan belum pernah mencoba <b>Aneka Yen-Yen</b> selain rasa coklat ^_^). Menurut saya, sama-sama enaknya dengan rasa enak yang berbeda. <b>Mr. Monkey</b> rasanya agak sedikit lebih tajam, menimbulkan sensasi untuk langsung bilang "Enak!". <b>Aneka Yen-Yen</b> rasanya seperti susu rasa coklat. Enak juga. Jadi, untuk masalah rasa: seri.<br />
<br />
Baiklah, tadi saya katakan bahwa isi dari <b>Mr. Monkey</b> sangat sedikit. Bagaimanakah kenyataannya? Rupanya, nett dari <b>Mr. Monkey</b> adalah 140 gram. Sedangkan nett dari <b>Aneka Yen-Yen</b> adalah 250 gram. Jadi <b>Aneka Yen-Yen</b> lebih banyak daripada <b>Mr. Monkey</b>, hampir dua kali lipat.<br />
<br />
Dari segi kuantitas bumbu, jelas <b>Aneka yen-Yen</b> pemenangnya. Bumbunya pekat menyelimuti keripik secara merata. Kepekatan bumbu <b>Mr. Monkey</b> dan <b>Suseno </b>bisa dikatakan berimbang. Dari segi keempukan keripik, <b>Mr. Monkey</b> pemenangnya (<i>meski di bungkus keempat yang saya makan, saya menemukan banyak keripik yang keras dan tidak bisa dikunyah. Tapi mudah-mudahan ini hanyalah salah satu produk cacat karena hal tersebut tidak saya temukan di tiga bungkus lainnya yang saya beli</i>). Diikuti dengan <b>Aneka Yen-Yen</b>, baru kemudian <b>Suseno</b>.<br />
<br />
Dari bentuk potongan, <b>Aneka Yen-Yen</b> dan <b>Suseno</b> dipotong secara membujur (memanjang). Adapun <b>Mr. Monkey</b> dipotong secara melintang dengan irisan gelombang <i>(seperti Chitato Potato Chips)</i> yang tebal.<br />
<br />
Tentang harga, sejauh yang saya temukan, harga <b>Aneka Yen-Yen</b> saat ini antara Rp12.000,- hingga Rp15.000,- (250 gram). Harga <b>Mr. Monkey</b> dari Rp10.000,- hingga Rp13.000,- (140 gram). Harga <b>Suseno</b> Rp10.000,- hingga Rp15.000,- (125 gram).<br />
<br />
Jadi, mana yang seharusnya kita pilih? Ini sih tergantung selera, karena selera setiap orang bisa berbeda kan? :) Kalau saya sendiri, dengan mempertimbangkan rasa, kuantitas, dan harga, saya memilih <b>Aneka Yen-Yen</b>. </span>Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.com14tag:blogger.com,1999:blog-328517493237769500.post-82574437963261761002012-01-14T17:14:00.004+07:002012-12-15T12:08:07.588+07:00Sotoji Hangat untuk KeluargaSaya baru saja mendengar tentang sebuah produk makanan baru dengan merk '<b>Sotoji</b>'. Di sebuah milis, makanan ini begitu sering dibahas. <br />
<blockquote>
<i>"Sedang masak <b>sotoji</b>."<br />
"Top poster, demi <b>sotoji</b>."<br />
"Datang yuk di acara ***! Tersedia 100 porsi <b>sotoji</b> untuk 25 orang."<br />
</i></blockquote>
Penasaran dengan produk ini, saya pun menghubungi produsennya ketika ada kesempatan untuk berinteraksi (meski hanya di dunia maya). Dari hasil bincang-bincang, produsen pun siap mengirimkan beberapa <b>Sotoji</b> ke rumah saya. Saya beruntung, produsen sedang berbaik hati mengirimkan <b>Sotoji</b> tersebut tanpa menarik uang sepeser pun dari saya. <i>Jazakumullahu khairan</i>.<br />
<br />
Dan tibalah waktu yang ditunggu-tunggu. Saya menerima kiriman <b>Sotoji</b> pada tanggal 12 Januari 2012. Penasaran dengan wujud <b>Sotoji</b>, saya segera merobek bungkus paket yang saya terima. Dan inilah penampakan <b>Sotoji</b>:<br />
<br />
<span class="fullpost"></span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span class="fullpost"><a href="http://2.bp.blogspot.com/-kERjuB2AWWM/TxFSKkowdnI/AAAAAAAAALg/2utM1xdgoIQ/s1600/sotoji.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="http://2.bp.blogspot.com/-kERjuB2AWWM/TxFSKkowdnI/AAAAAAAAALg/2utM1xdgoIQ/s400/sotoji.jpg" width="400" /></a></span></div>
<span class="fullpost"><br />
Jadi, ternyata <b>Sotoji</b> adalah singkatan dari Soto Jamur Instan. Begitu melihat kemasannya, saya begitu tertarik. Mengapa? Karena kemasannya sangat bagus. Bagus yang saya maksud bukan hanya dari design, tapi juga dari kualitas plastik. Plastik pembungkus yang digunakan tidak seperti plastik pembungkus mie instant yang kita kenal selama ini. Jika boleh menganalogikan, mirip dengan plastik pembungkus bumbu instant produk <b>Indofood<i></i></b> namun sedikit lebih tipis. Saat saya telusuri lebih jauh kemasannya, tertera stempel halal dari MUI di bagian muka bungkus. Dengan netto 70 gram, <b>Sotoji</b> menampilkan slogan di bungkusnya <i>"Soto jamur lezat. Tinggi kandungan serat dan protein nabati"</i>.<br />
<br />
Masih membahas kemasan <b>Sotoji</b>, saya membalik kemasan hingga tampaklah kemasan bagian belakang. Ternyata, kesan awal yang saya tangkap bahwa "bungkusnya bagus" dari segi kualitas bukan hanya omong kosong. Di bagian belakang kemasan ini, terdapat simbol dan kode plastik PP dengan nomor angka 5. Anda tahu maksudnya PP angka 5?<br />
<br />
<blockquote>
<i>#5. PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Cari simbol ini bila membeli barang berbahan plastik.<br />
<br />
Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup mengkilap. Jenis PP (polypropylene) ini adalah pilihan bahan plastik terbaik, terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.<br />
</i></blockquote>
Sumber:<a href="http://kaumbiasa.com/segitiga-dibawah-botol.php">http://kaumbiasa.com/segitiga-dibawah-botol.php</a><br />
<br />
Ingin tahu lebih banyak tentang arti simbol dan kode plastik? Klik saja link sumber dari kutipan di atas. Bisa juga melalui link ini: <a href="http://www.thedailygreen.com/green-homes/latest/recycling-symbols-plastics-460321">http://www.thedailygreen.com/green-homes/latest/recycling-symbols-plastics-460321</a><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-xzGZztE3zXE/TxFVbdWBeVI/AAAAAAAAAME/2e9TAaMDmxQ/s1600/sotoji%2Bbelakang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="http://2.bp.blogspot.com/-xzGZztE3zXE/TxFVbdWBeVI/AAAAAAAAAME/2e9TAaMDmxQ/s400/sotoji%2Bbelakang.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Seakan menegaskan bahwa plastik yang digunakan adalah yang terbaik untuk makanan, ditampilkan pula simbol peralatan makan di atas simbol dan kode plastik. Yah, kalau kualitas plastiknya seperti ini, bisa saja kita simpan plastik pembungkus ini. Sayang untuk dibuang. Kapan-kapan bisa untuk bungkus bekal makanan. *<i>pengiritan mode on :p</i>* Taksiran harga saya untuk produk ini adalah Rp3.500,00.<br />
<br />
Ok, masalah kemasan cukup sampai di sini dulu ya. Sekarang, saatnya memasak <b>Sotoji</b>. Dari petunjuk yang dicantumkan di kemasan, cara mengolahnya seperti mengolah mie instant. <br />
<br />
Begitu membuka kemasan <b>Sotoji</b>, saya merasa kecewa.. sohun-nya sedikit. Rasanya Rp3.500,00 jadi kemahalan, deh. Tapi ternyata saya salah, Saudara-Saudara! Sohun di dalam kemasan itu kan dilipat dan dikeringkan sedemikian rupa. Saat dimasak, ternyata jadi banyak lho! Menurut saya dan suami, jadi lebih banyak daripada mie instant ukuran standard. Di mangkok yang biasa saya pakai untuk bikin mie instant dengan kuah, jadi tidak muat untuk menampung kuah <b>Sotoji</b>. Atau saya terlalu lebay ya? Ga tahu deh, tapi menurut saya, taksiran harga saya kembali menjadi Rp3.500,00. Akhirnya, saya pun menanyakan harga <b>Sotoji</b> kepada produsen <b>Sotoji</b>. Ternyata perkiraan saya masuk dalam range harga yang diberikan produsen <b>Sotoji</b>. Siip, deh! Nah, inilah penampakan <b>Sotoji</b> original tanpa topping tambahan:<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-Jnx5EvpsbMs/TxFUdzvtV9I/AAAAAAAAALs/OZv9kIRytYc/s1600/sotoji%2Bori.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="http://4.bp.blogspot.com/-Jnx5EvpsbMs/TxFUdzvtV9I/AAAAAAAAALs/OZv9kIRytYc/s400/sotoji%2Bori.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Senjata dari <b>Sotoji</b> adalah Jamurnya! Jamur tiram kering yang digoreng. Jamur yang diberikan tidak pelit, lho. Yah, memang tidak terlalu banyak tapi tidak sedikit. Menurut saya, cukup lah untuk harga Rp3.500,00. Mudah-mudahan yang lain juga sepakat. Jumlah jamur segini cukup untuk dipertahankan, jangan sampai dikurangi ya wahai Produsen <b>Sotoji</b>. Kalau ditambah sih boleh, tapi harga jangan naik :D.<br />
<br />
Bagaimana? Gambar <b>Sotoji</b> mateng yang saya ambil di atas kurang menarik ya? Baiklah, saya akan mencoba memasak <b>Sotoji</b> lagi dengan menambahkan topping tomat hijau dan telur. Dan inilah penampakannya:<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-63Rqk8bcpHw/TxFVRd0BBAI/AAAAAAAAAL4/mqV33QO8nQo/s1600/sotoji%2Btopping.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="http://2.bp.blogspot.com/-63Rqk8bcpHw/TxFVRd0BBAI/AAAAAAAAAL4/mqV33QO8nQo/s400/sotoji%2Btopping.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
Mudah-mudahan gambar yang terakhir menarik ya. Pada masakan di gambar terakhir, kuahnya ga cukup masuk semua. Dan dengan dimakan bersama nasi, gambar terakhir itu cukup dibagi berdua dengan suami saya. Jadi, harga Rp3.500,00 menurut saya tidak mahal. Cukup untuk dimakan berdua. <br />
<br />
Nah, karena rasanya enak dan produknya unik, saya jadi tertarik nih buat jualan <b>Sotoji</b>! Jadi, dengan mengucapkan <i>bismillah</i>... Saya jual <b>Sotoji</b> dengan harga Rp3.500,00 per bungkus, seperti taksiran saya. Akan tetapi, sebagai promosi awal, Anda dapat memperoleh 3 bungkus <b>Sotoji</b> cukup dengan Rp10.000,00 saja. Dipesan, yuk! ^_^<br />
<br />
PM: kirana.reine@gmail.com<br />
</span>Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.com14tag:blogger.com,1999:blog-328517493237769500.post-77728325533352878632012-01-12T15:22:00.001+07:002012-12-15T12:24:46.906+07:00Pisang Coklat Keju<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://4.bp.blogspot.com/-MpCy-vlNW1A/Tw6VP7rf7eI/AAAAAAAAALU/M89eEiMZYks/s1600/P1020829.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="http://4.bp.blogspot.com/-MpCy-vlNW1A/Tw6VP7rf7eI/AAAAAAAAALU/M89eEiMZYks/s320/P1020829.JPG" width="320" /></a></div>
<br />
Ini adalah makanan favorit suami saya. Asal bahan-bahannya ada, pasti minta dibuatkan. Kalau bahan tersedia, cara masaknya gampang <i>wis ta..</i><br />
<span class="fullpost"><br />
Bahan:<br />
Pisang (jenis apapun juga)<br />
Margarin<br />
Susu kental manis coklat<br />
Keju<br />
<br />
Takaran: suka-suka yang bikin<br />
<br />
Cara membuat:<br />
1. Kupas pisang, belah sampai 3/4-nya atau sesuai selera;<br />
2. Panaskan margarin, goreng pisang sampai kuning keemasan;<br />
3. Angkat pisang, taruh di piring. Siramkan sisa margarin cair di wajan jika ada;<br />
4. Siramkan susu kental manis coklat di atas pisang;<br />
5. Parutkan keju di atas pisang goreng margarin yang telah disiram susu kental manis coklat;<br />
6. Sajikan hangat-hangat.<br />
<br />
Mudah bukan? Malas menggoreng? Tak apa-apa. Cukup potong-potong pisang kecil-kecil atau sesuai selera. siramkan susu kental manis coklat lalu parutkan keju di atasnya. Begini juga enak. Tapi tampilannya tidak seperti yang di foto ini ya... ^__^</span>Kiranahttp://www.blogger.com/profile/17505074413857700981noreply@blogger.com10